Pewarnaan
jaringan
Dosen
pengampu : Misbahul Huda, S.Pd,M.Si.
Disusun oleh :
1.
Regita Aulia Rosalina (1613353040)
2.
Monafia
Syah Nur Sakinah (1613353025)
3.
Evan
Dwi Nandes (1613353019)
POLTEKKES
KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI DIV ANALIS
KESEHATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Patologi Anatomi berasal dari
kata “ Pato “ yang artinya kelainan, “Logi” artinya ilmu dan “Anatomi” artinya
susunan atau bagian dari organ-organ tubuh. Sehingga Patologi Anatomi dapat di
artikan ilmu yang mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian
organ-organ tubuh.
Patologi Anatomi merupakan ilmu
kedokteran dimana bidang ini sangat membantu dalam menegakkan diagnosis ( termasuk
stadium ) dan penentuan pengobatan yang tepat bagi kanker.
Dalam bidang Patologi Anatomi,
tumor atau kanker dapat diketahui dengan melihat penampakan suatu sel jaringan
dibawah mikroskop. Kanker adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh.
Dalam penunjang menentukan
membebaskan masyarakat dari penyakit yang membahayakan maka perlu adanya ahli
Patologi Anatomi yang membantu proses pengobatan bagi pasien yang terponis
kanker atau tumor. Yang menentukan ganas tidaknya adalah dokter patologi dan
yang mengerjakan prosessing adalah analisnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Patologi Anatomi ?
2.
Apa yang dimaksud dengan Sitohistologi?
3.
Bagaimana Pewaarnaan
Sitohistologi ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui macam-macam pewarnaan
sitohistologi, cara pemeriksaan sitohistologi dan cara pewarnan sitohistologi.
BAB II
ISI
A. Pengertian Patologi Anatomi
Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan
diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan
makroskopik,mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di
berbagai negeri,dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi
dan patologi klinik,diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada
cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis
penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada jaringan, dengan pengecatan khusus
dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus
dan zat lain pada sekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi mulai menggunakan
biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang
sama.
Secara garis besar ada 2 macam
pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan Histopatologi dan
Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh
manusia, dimana jaringan dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis,
diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan pembacaan
secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan Sitopatologi adalah
pemeriksaan cairan tubuh manusia yang kemudian diproses, yaitu dilakukan
fiksasi dan pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan dengan mikroskop.
Perbedaan utama antara pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana
pemeriksaan Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan pada
pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa terlihat
struktur jaringannya.
Histologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan
jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi amat berguna dalam
mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta
tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis
penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.
Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran tumor memerlukan hasil
pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang pertanian, pemeriksaan kondisi
jaringan pengangkut dapat mendukung diagnosis serangan hawar daun tembakau.
istologi sangat menggantungkan
diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis
disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan
operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan
fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya,
membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan
(termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam
air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun
hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning
dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun
tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya
pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah
terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses
menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke
dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir
yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang
menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini,
jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong
menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan
dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca
objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena
objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah
mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin.
Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna
merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa
digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu
yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Sitologi adalah ilmu yang
mempelajari sel, mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur,
intaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel, hingga kematian sel. Sitologi
adalah cabang biologi yang berhubungan dengan studi sel, struktur, fungsi,
biokimia, dll. Disiplin dimulai dengan studi mikroskopis Robert Hooke dari
gabus pada tahun 1665, dan berbagai bentuk mikroskop adalah alat utama
sitologi. ebuah teknik yang sering digunakan adalah kultur jaringan. Pada abad
ke-19, teori sel dikembangkan yang menunjukkan bahwa sel-sel adalah unit dasar
dari organisme. Penelitian sitologi baru-baru ini difokuskan pada kimia
komponen sel (sitokimia).
Pemeriksaan sitologis dapat
dilakukan pada cairan tubuh (contoh adalah darah, urine, dan cairan
serebrospinal) atau bahan yang disedot (ditarik keluar melalui hisap ke jarum
suntik) dari tubuh. Sitologi dapat juga melibatkan pemeriksaan persiapan dengan
menggores atau mencuci dari daerah tertentu dari tubuh. Misalnya, contoh umum
sitologi diagnostik adalah evaluasi Pap serviks (disebut sebagai tes
Papanicolaou atau Pap smear). Agar evaluasi sitologi dapat dilaksanakan, bahan
bahan yang akan diperiksa disebar ke slide kaca dan diwarnai. Seorang ahli
patologi kemudian menggunakan mikroskop untuk memeriksa sel-sel individu dalam
sampel.
B.
Pengertian Pewarnaan Jaringan
Pewarnaan
bertujuan agar dapat mempertajam atau memperjelas berbagai elemen tisu,
terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.
Motoda pewarnaan yang sering dilakukan dalam pembuata preparat metode parafin
adalah metoda pewarnaan Hematoxilin-eosin.
Seperti
merupakan peraturan, hamatoxillin digunakan terlebih dahulu dan setelah melalui
proses diferensiasi, maka barulah eosin digunakan. Pertukaran tempat keduanya
tampaknya akan menimbulkan kesukaran, karena pewarna hematoxilin akan mewarnai
lebih cepat dari pada pewarna paduannya yang umumnya berperan sebagai
counterstain yang intensitas pewarnaanya dapat diatur tanpa mempengaruhi
pewarnaan hematoxilin.
Kesulitan
tahapan ini adalah memilih jenis pewarna, karena dengan ketepatan pemilihan
bahan pewarna dapat menyesuaikan bagian apa pada spesimen tersebut yang akan
dilihat. Jika terjadi kesalahan dapat terjadi kekeliruan dalam tujuan
penglihatan spesimen.
Pewarnaan
perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat
transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah
hematoxylin dan eosin.
Hematoxylin
akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda
pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan
dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang
mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Ada
beberapa jenis pewarnaan :
1. pewarnaan
sederhana : hanya untuk melihat bentuk sel, bisa dilakukan dengan menggunakan
zat warna biru metilen (tersering) atau zat warna lainnya. Umumnya menggunakan
satu jenis zat warna.
2. Pewarnaan
khusus : Agar tampak kontras untuk membedakan beberapa komponen tertentu
seperti spora dan kapsel pada sel bakteri atau pewarnaan komponen tertentu di
sel seperti karbohidrat, dan lain-lain. Bisa juga pewarnaan komponen patologis
tertentu yang mungkin ada di sel seperti badan inklusi. Pewarnaan khusus
umumnya memerlukan dua macam zat warna atau lebih, juga memerlukan bahan dan
teknik yang biasanya tidak tersedia di laboratorium klinik yang kecil, biasanya
dilakukan di laboratorium patologi.
3. Pewarnaan
differensial : bertujuan membedakan sifat tertentu dalam sel, contohnya inti
dan sitoplasma digunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin. Inti yang bersifat
asam akan menyerap zat warna hematoksilin yang bersifat alkalis (basofilik) dan
sitoplasma yang bersifat netral/ sedikit alkalis akan menyerap zat warna yang
bersifat asam (eosinofilik).
4. Pewarnaan
differensial lain : dalam teknik mikrobiologi untuk membedakan sifat sel
bakteri (pewarnaan Gram dan Ziehl Nielsen).
5. Pewarnaan
differensial : Merupakan pewarnaan penting dalam histopatologi dan sitologi dan
merupakan salah satu dasar dalam pengembangan dari pewarnaan polikromatik
seperti pewarnaan Romanowsky.
Beberapa zat pengecat :
·
Mordant : bahan kimia yang digunakan
sebagai fiksator/ menjadikan sesuatu (baisanya bahan kimia) tidak terlarut dan
dapat beraksi dengan zat warna.Menurut definisinya : mordant ialah suatu zat
warna yang memiliki gugus hidroksil dan karboksil, serta bermuatan negatif dan
bersifat anionik. Beberapa mordant juga memiliki gugus amino dan bersifat
kationik dan juga membutuhkan keberadaan metal agar bisa menampilkan warna yang
lebih baik. Beberapa metal yang biasanya terikat dengan mordant ialah ion
ferri, aluminium, Sifat anionik dan kationik ini menyebabkannya mampu
berinteraksi dengan berbagai molekul yang berada di sel, terutama protein,
karena protein memiliki rantai samping asam amino yang bisa bermuatan positif
atau negatif, tergantung dari rasio kedua muatan tersebut. Secara biologis,
mordant berperan penting untuk fiksasi protein yang biasanya dalam bentuk
koloid menjadi bentuk yang lebih padat dan kemudian bereaksi dengan zat warna.
Beberapa mordant yang sering digunakan ialah hematein (natural black 1),
lainnya ialah chromoxane cyanine R (mordant blue 3) dan celestine biru B
(mordant blue 14), keduanya biasa digunakan sebagai pengganti dari hematoksilin
dengan adanya penambahan garam ferri. Alizarin merah-S (mordant red 3) berguna
untuk memperlihatkan keberadaan kalsium pada kerangka embrio atau fetus.
·
Hematoksilin : diekstraksi dari sejenis
tanaman logwood, jika dioksidasi akan membentuk haematein, senyawa yang
berwarna biru keunguan. Digunakan bersama-sama dengan garam Fe(III) atau
Al(III) untuk mewarnai inti sel.
·
Eosin : sering digunakan sebagai zat
warna tandingan dari hematoksilin dalam pewarnaan H&E (haematoxylin and
eosin) yang populer dalam teknik histologi. Eosin mewarnai sitoplasma sel
menjadi merah jambu agak oranye, tergantung pH-nya, eosin juga mewarnai eritrosit
menjadi merah sedikit kecoklatan, tergantung pH mediumnya.
·
Biru metilen : biasa digunakan sebagai
pewarna yang umum, hanya untuk membedakan antara sel dan latar belakangnya
saja, tanpa bermaksut melakukan kajian differensiasi. Biru metilen memberi
warna biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda sampai biru agak tua), jika
mewarnai sel, bisa memperlihatkan keberadaan morfologi nukleolus dan pola
struktur kromatin di dalam nukleolus.
Macam-macam pewarnaan Sitohistologi:
1. Diff
quik
Diff-Quik adalah varian pewarna Romanowsky
komersial, umumnya digunakan dalam pewarnaan sitologi untuk dengan cepat
mewarnai dan membedakan berbagai noda, biasanya apusan darah dan
non-ginekologi, termasuk aspirasi jarum halus. Hal ini didasarkan pada
modifikasi dari pewarnaan Wright Giemsa yang dipelopori oleh Bernard Witlin
pada tahun 1970. Ini memiliki kelebihan dibandingkan teknik pewarnaan Wright
Giemsa yang lebih tua, karena mengurangi proses 4 menit menjadi operasi 15
detik yang disederhanakan, dan memungkinkan untuk peningkatan selektif.
pewarnaan eosinofilik atau basofilik tergantung pada waktu smear yang tersisa
dalam larutan pewarna.
Diff-Quik digunakan pada material yang dikeringkan
sebelum fiksasi alkohol (daripada langsung dicelupkan sebagai
"wet-fixed").
Penggunaan utama noda tipe Romanowsky adalah untuk
detail sitoplasma, seperti mucins intracytoplasmic, tetesan lemak dan butiran
neurosekresi. Zat ekstraseluler, seperti lendir bebas, koloid, substansi tanah,
dll, juga mudah diwarnai, dan muncul metakromatik. Agen mikrobiologi, seperti
bakteri dan jamur, juga muncul lebih mudah di Diff-Quik.
Cat Diff-Quik terdiri dari 3 larutan :
Reaksi fiksatif diff-Quik
-
Pewarna triarylmethane
-
Metanol
Larutan Diff-Quik I (eosinophilic)
-
Pewarna Xanthene
-
buffer pH
-
Sodium azide
Diff-Quik larutan II (basofilik)
-
Pewarna tiazin
-
buffer pH
Struktur
|
Warna
|
Eritrosit
|
Pink/yellowish red
|
Trombosit
|
Violet/purple
granules
|
Neutrofil
|
Blue
nucleus, pink cytoplasm, violet granules
|
Eosinofil
|
Blue nucleus, blue
cytoplasm, red granules
|
Basofil
|
Purple/dark
blue nucleus, violet granules
|
Monosit
|
Violet nucleus, light
blue cytoplasm
|
Bakteri
|
Blue
|
Spermatozoa
|
Pale blue
in the acrosomal region and dark blue in the post-acrosomal region
|
2. Papanicolaou
Pencelupan Papanicoloau (PAP) ditemukan oleh seorang saintis
bernama Dr. George papanicoloau (1832-1962). Dilahirkan di Greece, beliau
menerima ijazah dari Universiti Athens pada 1904 dan PhD dalam bidang zoology
dari Universiti Munich pada 1910. Dr. George Papanicoloau mula memerikasa
perubahan apusan vagina wanita pada 1923. Beliau menjumpai sel yang abnormal,
besar, nucleus berubah bentuk dan hiperkromatik pada wanita yang menghidap
kanser uterin. Penemuan ini dianggap sebagai satu titik permulaan untuk
perkembangan bidang sitologi.
Pewarnaan sediaan dikerjakan di laboratorium sitologi.
Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan Papanicolaou.
Pewarnaan papanicolaou digunakan untuk pemeriksaan sel dalam sekret, eksdudat,
transudat atau biopsi berbagai jenis organ dalam dan jaringan. Prosedur pertama
yaitu pewarnaan inti dengan Hema-toxylin dan orange G serta EA sebagai cat
lawan yang mewarnai sitoplasma
Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan,
hidrasi dan dehidrasi sel. Pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan
sediaan yang baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah
yang harus ditempuh dalam menegakkan diagnosis.
Papanicolaou stain (juga Papanicolaou's stain dan Pap stain) adalah teknik sitologi pewarnaan multikromatik yang dikembangkan oleh George Papanikolaou, bapak cytopathology.
Pap pewarnaan digunakan untuk membedakan sel dalam preparat apusan berbagai sekresi tubuh; spesimen dapat berupa apusan ginekologi (Pap smear), sputum, sikat, pencucian, urin, cairan serebrospinal, cairan perut, cairan pleura, cairan sinovial, cairan mani, bahan aspirasi jarum halus, sampel sentuhan tumor, atau bahan lain yang mengandung sel.
Pap pewarnaan adalah teknik yang sangat andal. Dengan demikian, digunakan untuk skrining kanker serviks di ginekologi. Seluruh prosedur dikenal sebagai Pap smear.
Bentuk klasik pewarna Pap melibatkan lima pewarna dalam tiga solusi:
hematoksilin, digunakan untuk men-cat inti sel. Haematein yang tidak sesuai mungkin bertanggung jawab untuk warna kuning yang diberikan ke glikogen.
Pertama OG-6 counterstain (-6 menandakan konsentrasi yang digunakan dari asam phosphotungstic; varian lainnya adalah OG-5 dan OG-8). Oranye G digunakan. Ini men-cat keratin. Peran aslinya adalah untuk mewarnai sel-sel kecil dari karsinoma sel skuamosa keratinisasi yang ada di dahak.
EA (Eosin Azure) kedua counterstain, terdiri dari tiga pewarna; angka menunjukkan proporsi pewarna, mis. EA-36, EA-50, EA-65.
Eosin Y mewarnai sel-sel skuamosa epitelial superfisial, nukleolus, silia, dan sel darah merah.
Cahaya Hijau SF berwarna kekuningan menandai sitoplasma sel lain, termasuk sel skuamosa non-keratinisasi. Pewarna ini sekarang cukup mahal dan sulit diperoleh, oleh karena itu beberapa pabrikan beralih ke FCF Cepat Hijau; Namun, ini menghasilkan hasil yang berbeda secara visual dan tidak dianggap memuaskan oleh beberapa orang.
Bismarck coklat Y tidak ada noda dan dalam formulasi kontemporer sering diabaikan.
Ketika dilakukan dengan benar, spesimen harus menampilkan warna dari seluruh spektrum: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pola kromatin terlihat jelas, sel-sel dari lesi batas lebih mudah ditafsirkan dan fotomikrografnya lebih baik. Hasil pewarnaan pada sel yang sangat transparan, sehingga spesimen yang lebih tebal dengan sel yang tumpang tindih dapat diinterpretasikan.
Pada spesimen yang disiapkan dengan baik, inti sel berwarna biru pekat sampai hitam. Sel dengan kandungan keratin yang tinggi berwarna kuning, glikogen juga berwarna kuning. Sel-sel superfisial berwarna oranye sampai merah muda, dan sel-sel menengah dan parabasal berwarna hijau pirus ke biru. Sel metaplastik sering menodai hijau dan merah jambu sekaligus.
Cat EA mengandung dua bahan kimia yang saling tidak
kompatibel, Bismarck brown dan asam fosfotungstat, yang saling mencetuskan, merusak masa manfaat campuran dan mengorbankan pewarnaan diferensial eosin dan hijau muda. Deskripsi komposisi larutan pewarna bervariasi berdasarkan sumber dan berbeda bahkan dalam publikasi Papanicolaou sendiri. Campuran dari nama yang sama dari vendor yang berbeda dapat berbeda dalam komposisi, kadang-kadang menghasilkan hasil yang berbeda atau buruk.
Papanicolaou stain adalah alternatif untuk sampel aspirasi jarum halus, dikembangkan untuk mencapai kejelasan visual yang sebanding dalam waktu yang jauh lebih singkat. Proses ini berbeda dalam rehidrasi smear kering dengan saline, menggunakan 4% formaldehida di fiksatif etanol 65%, dan penggunaan Richard-Allan Hematoxylin-2 dan Cyto-Stain, menghasilkan proses 90 detik menghasilkan cat polikromatik transparan.
C.
Pengecatan/pewarnaan
Sitohistologi
1. Pengumpulan spesimen dan fiksasi
Dalam pengumpulan dan
persiapan untuk pemeriksaan sitologi yang utama adalah :
·
Jumlah Spesimen mewakili sel-sel dari
daerah yang bersangkutan
·
Apusan harus berisi sel yang merata
sehingga masing-masing dapat diamati
·
Prosedur pewarnaan dapat menghasilkan
pulasan yang dapat menjelaskan keadaan sel.
Spesimen
untuk pemeriksaan sitologi didapatkan dari apusan vagina, rahim, mulut dan
leher rahim serta ulserasi atau sedimen yang diperoleh lewat proses
sentrifugasi atau filtrasi
Apusan ini segera
difiksasi menggunakan larutan fiksasi semprot atau dicelupkan dalam eter
alkohol. Setelah proses fiksasi tidak ada persyaratan penanganan khusus untuk
preparat. Fiksasi secepatnya penting karena dapat terjadi artefak akibat
pengeringan udara. Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak mengalami kerusakan.
Kesalahan yang sering
terjadi:
ü Sediaan apus telah
kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar,
tidak segera direndam didalam cairan
fiksatif)
ü Cara fiksatif tidak
mempergunakan alkohol 96%
ü Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada
jarak terlalu dekat
sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan
sel tidak terfiksasi
dengan baik.
2. Prosedur pewarnaan
Kesalahan di
laboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining
serta kesalahan inter-pretasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang
tinggi.
Suatu laboratorium
sitologi yang baik tidak akan memberikan hasil negatif palsu lebih dari 10%,
maka dari itu sebaiknya selalu memperhatikan pengawasan kualitas antara lain
dengan:
ü Pendidikan untuk meningkatkan kualitas.
ü Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan
pemeriksaan kolposkopi juga merupakan suatu pengawasan kualitas.\
ü Kesalahan lain yang juga dapat terjadi adalah
karena kesalahan pasien yang sebelum pemeriksaan sudah mencuci vagina,
mengalami keputihan yang hebat
ü Sedang mengalami perdarahan/haid atau
menggunakan preparat vagina.
1. pewarnaan
Diff quick
Diff-Quik modifikasi Giemsa
campuran Eosin dan Metilen blue
Prinsip : Pencelupan Diff Quick adalah merupakan
salah satu teknik pencelupan rapid untuk smear sitologi yang dikeringkan di
udara (Air Dried). Teknik pencelupan ini digunakan untuk melihat tahap
cellularity dan juga untuk mendiagnosis sampel sel daripada Fine Needle
Aspirates (FNA).
Alat dan bahan :
-
Objek glass
- Deck glass
- Methanol
- Eosin
-
Metylen blue
- Entelan
Prosedur :
- Sediaan
difiksasi dengan methanol 1 menit
- Pewarnaan
sitoplasma dengan eosin 1 menit
- Pewarnaan
inti dengan methylene blue 1 menit
- Setelah
ditiriskan dan dikeringkan sediaan ditetesi dengan entelan 1 tetes kemudian
ditutup dengan deck glass
- Sediaan
siap dibaca
2. pewarnaan
papanicoulau
Prinsip
: Spesimen pada kaca slide
Difiksasi
alkohol 96 % (spray/ rendam minimal 30 menit)
Dipulas Haematoxylin (inti), lalu OG-6,
dan EA 50 atau 65
Fiksasi sediaan :
·
Rendam dengan alkohol absolut/ 96 %, segera 10- 15 detik segera rendam angkat
sediaan minimal 30 menit kirim ke lab
·
Spray dengan alkohol absolut / 96% semprot pada jarak 15-20 cm
Bila
sediaan kering :
rehidrasi
: rendam aquadest :gliserin (aa)
selama 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% 30 menit, lalu pulas
air
mengalir 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% lalu pulas.
Alat dan bahan :
- Objek glass
- Deck glass
- Alkohol 96%,70%,50%
- Haris hematoksilin
- Eosin alkohol 50%
- Orange Green ( OG) 6
- Xylol
- Entelan
Prosedur pewarnaan:
Rehidrasi sediaan kedalam alkohol 70%,
alkohol 50%, aquades masing-masing 7 celup
Pewarnaan inti dengan haris hematoxylin
(untuk histopatologi = 45 menit, untuk sitopatologi = 15 menit.) lalu bilas
dengan air yang mengalir
Dehidrasi dengan air alkohol 50%,
alkohol 70%, alkohol 90% masing-masing 7
celup
Mewarnai sitoplasma dengan OG 6 selama 3
menit
Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7
celup
Mewarnai sitoplasma dengan eosin alkohol
selama 3 menit
Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7
celup
Tiriskan dan keringkan lalu jernihkan
dengan larutan xylol 1 menit atau lebih, lalu keringkan di udara
Teteskan entelan 1 tetes pada sediaan
lalu tutup dengan deck glass jangan sampai ada gelembung.
Sediaan siap dibaca
Perbedaan
pewarnaan/pulasan sitologi :
Papanicolaou
|
Diff quik
|
eritrosit merah
|
eritrosit biru abu-abu
|
sitoplasma merah
|
sitoplasma amfofilik, sitoplasma
bisa merah muda
|
Kelebihan dan kekurangan
Papanicolau
|
Diff quik
|
fiksasi
basah
|
fiksasi
kering
cepat
|
Prosedur lama
|
Prosedur
cepat
|
detail inti jelas
|
detail
sitoplasma dan batas sel jelas
inti
sel membesar
|
baik untuk sel skuamosa (polikromatik)
|
metakromatik
|
sel kecil-kecil sesuai/ proporsional
|
Baik
lihat materi miksoid, lendir, sekret, materi jar. ikat
|
Contoh
hasil pewarnaan :
Positif, ganas, sitologiTTB paru , Pap 40x
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata
“Pato” yang artinya kelainan, “logi” artinya ilmu, dan Anatomi artinya susunan
organ tubuh. Sehingga Patologi anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian dari organ-organ tubuh.
2. Histologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada
sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi.
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cairan sel. Pemeriksaan sitologis
dapat dilakukan pada cairan tubuh (contoh adalah darah, urine, dan cairan
serebrospinal) atau bahan yang disedot (ditarik keluar melalui hisap ke jarum
suntik) dari tubuh.
3. Pewarnaan
bertujuan agar dapat mempertajam atau memperjelas berbagai elemen tisu,
terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.
Ada 2 pewarnaan sitohistologi, yakni Papanicolau dan Diff quick.
B.
Saran
Disarankan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini agar kedepannnya memiliki manfaat yang besar untuk
akademik mahasiswa dan masyarakat yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
-
http://jaringankomputer.org/pengertian-patologi-dan-pembagian-patologi/
-
https://id.wikipedia.org/wiki/Histologi