|
TUGAS SENI MUSIK
Tema :
Persahabatan
Judul : Sepasang Mata Untuk Sahabatku
n
Oleh :
Nama : 1. Regita Aulia R.
2. Nurul Istiqomah
Kelas : IX.2
SMP NEGERI 2 METRO
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Guru Pembimbing
Dwi Rahayu S.th
L
28 Januari 2013
|
Watak dan Penokohan :
Nurul Istiqomah sebagai Keyzia Alya Malik
Watak : Baik,pintar,tabah
dan sabar,memaafkan,perhatian (Protagonis)
Selly Kurnia Rizky sebagai Nayra Amanda
Watak : Baik,pintar,suka
membela,jahil,rela berkorban,memaafkan (Protagonis)
Regita Aulia Rosalina sebagai Sherrin Keynaya
Watak : Baik,suka
menolong,ramah,memaafkan,perhatian (Protagonis)
Ambar Hayu Novia Paklang sebagai Rayne Faninna
Watak : mudah terpengaruh,baik,suka
menolong, jutek,memaafkan (Tritagonis)
Krisnawati Dewi Suherly Putri sebagai Gisca Alyssa
Watak :
Jahat,iri,pendendam,kejam,menyesali perbuatannya (Antagonis)
Natalia Dinda Karunia Putri sebagai Gladys Senna
Watak : Jahat,iri
pendendam,kejam,menyesali perbuatannya (Antagonis)
Muhammad Abdullah Azzam sebagai Pak Abdullah
Watak : Kejam,killer,baik
(Tritagonis)
Muhammad Nur Hasannudin sebagai Pak Arman
Watak :
Baik,Perhatian,Adil (Tritagonis)
Anabilla Agustiara sebagai Kak Anita Anabilla
Watak :
Baik,membimbing,Ramah
Gesang subarkah sebagai Kak Kevin Barkah
Watak : Baik,suka membela,lugu
(Protagonis)
Tirta Kusuma Putra sebagai Kak
Fauzan Fachri
Watak : Kejam,Cerewet,Baik
(Tritagonis)
Baret Agata Bela sebagai Faish Winata
Watak : Baik,mudah
terpengaruh,suka menasehati, memaafkan (Tritagonis)
Surya Adi winata sebagai Suriya Winata
Watak : Baik,Mudah
terpengaruh,memaafkan,suka menasehati (Tritagonis)
Muhammad Ario Wibisono Imanda Putra sebagai Mario Efan
Watak : Baik,Mudah
terpengaruh,memaafkan,suka menasehati (Tritagonis)
Muhammad Dzaky Djalaluddin sebagai Sam Malik
Watak : Baik,Mudah
terpengaruh,memaafkan,suka menasehati (Tritagonis)
Fadillah Pratama sebagai Fakih Rafli
Watak : Baik,Mudah
terpengaruh,memaafkan,suka menasehati (Tritagonis)
Bagaskara sebagai Pak Marwan
Watak :
Tabah,Baik,Berserah diri kepada tuhan (Protagonis)
Syefira Syaifsabilla sebagai Bu Rasti
Watak : Tabah,Baik,Menepati janji (Protagonis)
Burhannudin sebagai Pak Artawan
Watak : Tabah, Baik,
Ikhlas (Protagonis)
Fristy Shafira kirana sebagai Bu Maura
Watak : Baik,Tabah, Tidak
ikhlas,Pengertian (Tirtagonis)
Vidya Safitri sebagai Dokter
Watak : Baik,Suka menolong,Jujur (Protagonis)
Moch Adya Nalendra sebagai Dokter Artawan
Watak : Baik,Suka
menolong,Jujur (Protagonis)
SEPASANG MATA UNTUK SAHABATKU
Persahabatan bukan hanya sekedar kata yang ditulis pada sehelai kertas
tak bermakna, tetapi persahabatan merupakan sebuah ikatan suci yang ditoreh
diatas dua hati, ditulis sengan tinta kasih sayang dan suatu saat akan dihapus
dengan tetesan darah dan mungkin nyawa...
Aku teringat tentang peristiwa 6 tahun yang lalu..
Saat itu awal masuk di SMPN 2
METRO, awal masuk MOS Keyzia tidak punya teman
(saat di depan kelas aku hanya duduk diam termenung sendiri dan tiba-tiba
ada seorang anak perempuan mendekat)
Nayra : “Hai, kok sendirian?”
Keyzia : “Hai juga, iya aku
belum dapet teman”
Nayra : “Aku juga, bagaimana kalau kita
berteman aja?”
Keyzia : “Kedengaran nya
bagus, kenalin nama aku Keyzia Alya Malik”
Nayra : “Nama yang bagus, nama ku Nayra
Amanda”
Keyzia : “Nama mu juga
bagus, panggil aku Key”
Nayra : “Hehe, baiklah kamu bisa panggil aku
Nay”
Keyzia : “Okedeh Nay”
(Tiba-tiba datang dua orang kakak kelas OSIS yang akan membimbing kami
dalam Masa Orientasi Siswa)
Kak Fauzan : “Heh kok pada ngobrol
disini?! Kalian gak dengar apa kalau udah bel?
Cepat kembali ke kelas kalian”
Keyzia : “Maaf kak, tapi kan ini belum bel?
Berarti kakak yang salah dengar!
hahaha”
Kak Fauzan : “Huh! Dasar adek
kelas gak tau sopan santun”
Keyzia : “Biarin,
kakak gak liat apa ini belum waktunya masuk”
Fauzan : “Udah lah males
ngeladenin ini orang ribet!”
Keyzia : “Dia
aja udah ribet malah ngomongin orang
lain ribet haha!”
Nayra : “Udah-udah Key
biarin aja jangan diladenin”
Keyzia : “Ngapain
juga ya aku ladenin buang-buang tenaga aja”
Kak Fauzan : “Seharusnya yang
bilang kayak gitu itu gua tau!”
Nayra : “Udahlah Key
jangan diladenin terus”
Kak Kevin : “Pada berantem aja
mereka ini, cepet zan kita masih ada tugas
dari Anita”
Kak Fauzan : “Oiya, duh gua lupa nih bisa-bisa dia
ngedumel lagi”
Kak Kevin : “Makanya cepat!”
(Akhirnya mereka pergi dengan terburu-buru meninggalkan kamu berdua, tak
lama bel berbunyi)
Teng... teng... teng...
Keyzia dan Nayra segera memasuki ruang kelas, kemudian datanglah Fauzan
dan Fadillah beserta Anita yang akan membimbing MOS mereka
Kak Anita : “Hay adik-adik
kenalkan nama saya Anita, panggil saya Kak Anita!
Saya disini bantu
Kak Fauzan dan Kak Kevin bimbing MOS kalian.
Disini saya sebagai ketua OSIS
nya”
Siswa-siswi : “Baik kak (Secara
serempak)”
Kak Anita : “Hari ini hari pertama kita MOS jadi jangan
sampai peralatan yang
sudah di
tentuin gak di bawa!”
Kak Fauzan : “Kita gak mau ada
yang ketinggalan, apapun itu!
Kalau sampai ada yang ketinggalan tanggung
sendiri resiko dan
hukumannya”
Siswa-siswi : “Iya kak”
Kak Kevin : “Letakkan
barang-barang serta perlengkapan kalian di atas meja
Sekarang!”
(Siswa-siswi mulai serempak mengeluarkan perlengkapan mereka)
Keyzia : “Duh aku
lupa bawa kartu nama ku, tadi tertinggal di atas meja
belajarku gimana n ih Nay? (Dengan nada
cemas)”
Nayra : “Bagaimana kamu
bisa lupa sih Key? Kartu nama itu penting”
Keyzia : “Soalnya
tadi malam pas aku siapin lupa aku masukin kedalam tas”
Nayra : “Yasudah, tenang
aja Nay kan ada aku nanti kalau kamu di hukum
aku juga dihukum (Nayra tidak
mengeluarkan kartu nama nya juga)
Kak Kevin : “Oke semua sudah di
letakkan di atas meja,
Kak Fauzan yang akan memeriksanya”
Keyzia : “Aduh Nay
gimana ini, Kak Fauzan yang mau meriksa nya lagi
gawat
nih (Berbisik kepada Nayra)”
Nayra : “Sudah Key jangan kelihatan
gugup”
Keyzia : “Iya Nay”
(Tiba-tiba Kak Fauzan mendekati meja Keyzia dan Nayra)
Kak Fauzan : “Oke semua ada, tapi
kok ada yang kurang ya”
Keyzia : “Bukannya sudah lengkap ya kak?”
Nayra : “Iya kak sudah lengkap kok!”
Kak Fauzan : “Oiya baru ingat,
Kartu nama Kalian mana?!”
Keyzia : “Itu kak, anu.. anu..”
Kak Fauzan : “Anu.. anu.. apa,
kalian akan dihukum membersihkan toilet
sepulang sekolah nanti!”
Nayra : “Yallah kak, kejam amat sih!”
Kak Fauzan : “Dari pada harus bersihkan semua lingkungan sekolah,
masih untung juga!”
Keyzia : “Iya-iya kak”
Nayra : “Baik kak”
Kak Fauzan : “Hahaha kasian sekali
adik-adik gua ini”
Keyzia : “Hih! Adik kamu aja bukan (Sambil
menjulurkan lidah nya)
Nayra : “Hahaha”
Kak Fauzan : “Iya aja dah”
(Kak Fauzan pergi dan memeriksa siswa yang lain, ternyata ada juga yang
tidak membawa perlengkapan dan mereka di hukum juga)
***
(Sepulang sekolah )
Keyzia : “Nay, ayo bersihkan toilet”
Nayra : “Aduh Nay bisa-bisa gak
tahan nih, kamu tau kan toilet di sekolah ini bagaimana”
Keyzia : “Iya sih Nay, udah jangan nyerah dulu kita pasti bisa!”
Nayra : “Kalau aku pingsan,
tolongin ya”
Keyzia : “Emm, tapi gak janji loh. Kalau pingsan kamu jalan sendiri aja
ke UKS”
Nayra : “Huuu, Keyzia jahat”
Keyzia : “Hehe, bercanda aja kok Nay. Tenang aja nanti ada aku yang
nolongin”
Nayra : “Yeye”
(Tiba-tiba datang Gladys dan Gisca beserta Kak Fauzan dan Kak kevin)
Kak Fauzan : “Hey bocah tengil, nih teman kalian juga gak bawa
perlengkapan
waktu MOS tadi, So mereka juga dihukum bersama
kalian
Nayra : “Bisa gak pakai
‘BOCAH TENGIL’ gak kak?!”
Keyzia : “Iya kalau bicara
seenak nya aja!”
Kak Fauzan : “Gak bisa itu wajib ya!”
Keyzia : “Memang ada
undang-undang nya apa?”
Kak Fauzan : “Kalau iya emang kenapa? Gak suka?!”
Nayra : “Gak!”
Kak Kevin : “Sudah-sudah, kalian
ini tiap ketemu berantem terus sih!”
Keyzia : “Dia yang duluan
kak”
Nayra : “Iya kak dia duluan”
Kak Fauzan : “Hu, nyari perlindungan!”
Keyzia : “Biarin, Kak Kevin
kan baik”
Kak Fauzan : “Lebih baik gua!”
Gladys : “Ini jadi gak,
kalau gak jadi kita pulang aja”
Gisca : “Iya nih, gimana sih!”
Kak Kevin : “Yasudah, cepat laksanain!”
Gladys : “Iya kak”
Kak Fauzan : “Ingat-ingat yang bersih harus”
Nayra : “Terserah kita lah!”
Keyzia : “Benar itu Nay”
Kak Fauzan : “Ya cerewet!”
Nayra : “Dia aja cerewet (Berkata dalam hati)”
(Keyzia dan Nayra segera melaksana kan hukuman tersebut)
Keyzia : “Nay, nyebelin
amat sih Kak Fauzan itu!”
Nayra : “Iya coba aja
kalau dia gak nyebelin kayak gitu, pasti kita
gak akan
ngebantah omongan dia”
Keyzia : “Kalau aku punya kekuatan magic dan aku bisa sihir
dia, mungkin
dia akan aku
sihir jadi kodok! Haha”
Nayra : “Ada yang lebih
kejam lagi gak Key? Jadi batu aja sekalian”
Keyzia : “Ide bagus, pasti
dia gak akan ngomel-ngomel lagi diam aja
kaya batu”
Nayra : “Iya dong, Nayra
gitu”
Gisca : “Heh kalian ini
bukannya bersihkan malah ngobrol! Emang kalian
sangka gue
ama Gladys pembantu apa?”
Nayra : “Ya maaf Gis”
Gladys : “Iya, lihat tuh
bagian sana masih belum di bersihkan punya mata
kan? Fungsi
punya mata untuk apa hah?!”
Keyzia : “Untuk melihat,
masa untuk mendengar kan aneh!”
Gladys : “Udah tau
fungsinya tapi gak tau cara gunaiin nya”
Keyzia : “Iya maaf Dys”
Nayra : “Ayo Key bersihin
bagian sini”
Keyzia : “Iya Nay”
(Ketika Nayra dan Keyzia sedang membersihkan toilet bagian yang belum di
bersih
kan Gladys dan Gisca menyusun
rencana untuk mengerjai Nayra dan Keyzia)
Gladys : “Gis, itu anak
berdua nyebelin ya”
Gisca : “Gua juga gak
suka sama mereka berdua Dys, kamseupay!”
Gladys : “kamsekutil Gis
haha”
Gisca : “Haha, kayak nya
kita harus buat perhitungan tuh!”
Gladys : “Oke, kamu punya
ide apa?”
Gisca : “Gimana kita
kunci mereka dari luar?”
Gladys : “Baik, tapi
kurang memuaskan Gis”
Gisca : “kalau ide kamu
gimana?”
Gladys : “Guyur aja
mereka, oke gak?”
Gisca :
“Setuju gua Dys”
Gladys : “Oke kita susun rencana nya”
Gisca : “Lo isi air pake ember itu, terus gua mau
cari tali dulu ya buat
nyangkutin ini
ember di pintu itu supaya kalau pintu toilet yang itu
mereka buka
pasti air nya akan ngeguyur mereka berdua”
Gladys : “Wah pinter lo Gis”
Gisca : “Iya dong Gisca secara gitu”
(Gisca dan gladys sedang mengerjakan rencana
jahatnya itu)
Nayra : “Key, Gladys sama Gisca kemana tuh?”
Keyzia : “Gak tau Nay, kali lagi ambil pembersih
lantai”
Nayra : “Loh di depan toilet tadi ada kan?”
Keyzia : “Iya juga ya Nay”
Nayra : “Yaudah lah, biarin aja”
Keyzia : “Iya Nay, Gladys itu cantik ya?”
Nayra : “Iya Key, cantik banget malah”
Keyzia : “Tapi sayang nya jutek sih Nay”
Nayra : “Iya Key, kalau aku disuruh milih temenan
sama kamu apa Gladys
mending aku
milih sama kamu deh Key”
Keyzia : “Kok gitu Nay? Kenapa?
Nayra : “soalnya kamu itu anaknya baik banget,
tulus, jujur, cantik, pinter
perfect deh”
Keyzia : “Ya ampun, Nay malah muji “
Nayra : “Ya emang kenyataan nya gitu kok Key”
Keyzia : “Hehe, kamu juga kok Nay gak kalah perfect
nya!”
Nayra : “Haha Keyzia jadi malu nih”
Keyzia : “Lanjutin aja yuk”
Nayra : “Ayo, bentar lagi selesai nih hukumannya
semangat!”
Keyzia : “Semangat!!!”
(Ternyata rencana jahat nya Gladys dan Gisca sudah tertata rapi)
Gladys : “Gis, udah selesai belum pasang tali nya?”
Gisca : “Udah Dys, tinggal mereka yang
siap-siap basah kuyup aja”
Gladys : “Hahaha, Ok kita tinggal tunggu aja
waktunya”
(Ternyata yang terkena rencana jahatnya Gladys dan Gisca adalah Kak
Fauzan dan Kak kevin yang akan memeriksa toilet)
Gladys :
“Gis, cepet nyumput itu ada yang mau masuk toilet”
Gisca : “Iya
Dys, siap-siap ketawa ya”
Gladys : “Itu
pasti Gis”
(Kak Fauzan dan Kak Kevin Akan membuka pintu toilet)
Gladys : “Gis
kita hitung mundur yuk?”
Gisca : “Iya
Dys”
Gladys :
“3...2...1...”
(Byuuuur, suara tumpahan air terdengar dari tempat Nayra dan Keyzia
berada)
Nayra : “Key apaan ya itu kaya bunyi air tumpah”
Keyzia : “Iya Nay, Lihat aja yuk”
Nayra : “ayo!”
(Gladys dan Gisca pun keluar dari tempat persembunyian nya bermaksud
untuk
menertawai Keyzia dan Nayra
tetapi yang terkena jebakan adalah Kak Fauzan dan
Kak Kevin)
Gladys : “Hahahaha! Rasain
lo Nayra, Keyzia basah kuyup kayak kucing abis
kecebur got
(Bicara dari balik pintu)!”
Gisca : “Hahaha, Aduh
kasian banget nasib lo berdua”
Kak Fauzan : “Oh jadi gini kerjaan lo berdua selama gua dan kevin pergi?”
Kak Kevin : “Liat nih baju kita
jadi basah gini!”
Gladys : “Omg, maaf ya kak
tadi kita gak tau kalau kakak yang mau kesini kita
kira yang
kena Keyzia sama Nayra”
Gisca : “Iya kak sorry”
Kak Fauzan : “Enak aja bilang maaf, besok lo berdua gua hukum bersihin
sampah-
sampah daun tumbuhan yang ada
di seluruh sekolah ini!”
Gladys : “Tapi kak?”
Kak Kevin : “Gak ada kata
tapi-tapian, kalian benar-benar keterlaluan”
Gisca : “Kan gak sengaja kak”
Kak Fauzan : “Gak sengaja apa nya, Ini namanya udah rencana!”
Gladys : “Kita lakuin rencana ini buat ngerjain
Keyzia sama Nayra kak”
Kak Kevin : “Niat kalian sudah jahat”
Kak Fauzan : “Iya Vin, setuju gua”
Gisca : “Gak bisa toleransi lagi kak?”
Kak Fauzan : “Gak bisa, pokoknya kalian di hukum lagi!”
Gladys : “Yaudah lah Gis gak apa kok”
Gisca : “Yaudah deh”
(Datang lah Keyzia dan Nayra yang heran melihat Kak Fauzan dan Kak Kevin
yang
basah kuyup)
Keyzia : “Loh kenapa kok
Kak Fauzan sama Kak Kevin basah kuyup begini?
Nayra : “Iya kenapa?”
Kak Fauzan : “Ini nih Gladys sama
Gisca rencana nya mau ngerjain kalian malah
kita yang
jadi korban nya”
Keyzia : “Ngerjain?”
Kak Kevin : “Iya mereka mau
ngerjain kalian dengan cara mau guyur kalian tapi
yang kena
malah kita”
Nayra : “Gak nyangka,
padahalkan kita gak menghina atau mengusik Gladys
dan Gisca”
Gladys : “Gak usah sok manis deh lo Nay”
Nayra : “Biasa aja Dys”
Keyzia : “Udah-udah jangan
berantem”
Gisca : “Gue sama Gladys
itu gak suka sama lo berdua ngerti?!”
Keyzia : “Oh”
Gladys : “Duh Keyzia lo
juga gak usah sok deh, karena lo pinter terus
Lo bisa sok
gitu?”
Keyzia : “Hey Dys, aku gak
sok ya kamu itu salah paham”
Gladys : “Aduh gak banget
deh lo berdua”
Nayra : “Udah Key gak
usah di ladenin tuh orang”
Keyzia : “Iya Nay, pulang
aja yuk kita kan udah selesai”
Nayra : “Oke Key”
Kak Fauzan : “Pulang bareng ya”
Keyzia : “Iya”
Kak Kevin : “Tunggu saya Zan”
(Keyzia, Nayra, Kak Fauzan dan Kak Kevin pergi meninggalkan Gladys dan
Gisca
yang kesal karena rencana nya
tidak berjalan dengan mulus)
Gladys : “Gis, gua kesel
banget tuh sama Keyza dan Nayra”
Gisca : “Sama aja Dys,
liat aja nanti pembalasan kita”
Gladys : “Ok, Liat besok
kita bales yang lebih kejam dari ini!”
Gisca : “Iya Dys”
***
(Hari MOS sudah selesai kini Keyzia dan Nayra sudah resmi menjadi murid
SMP”
Keyzia : “Nay,
hari ini terakhir MOS ya?”
Nayra : “Iya Key, kenapa
emangnya? Gak rela kalau Kak Fauzan gak MOS kita
lagi ya?”
Keyzia : “Apaan
sih Nay enggak kok”
Nayra : “Gak salah lagi
maksudnya”
Keyzia : “Bukan
gitu Nay”
Nayra : “Ngeles Key?
(Sambil menjulurkan lidah nya)
Keyzia : “Gak ya
Nay (Balas menjulurkan lidah nya)
(Saat jam istirahat Keyzia dan Nayra bertemu dengan Kak Fauzan di kantin)
Kak Fauzan : “Eh ketemu sama bocah
tengil lagi”
Keyzia : “Apaan
sih Kak?”
Nayra : “Cie-cie”
Kak Fauzan : “Sekarang malah ada 2
bocah tengil haha”
Keyzia : “Ya
terserah saja (Pergi kembali ke kelas)
Nayra : “Tunggu Key!”
***
(Keesokan harinya di sekolah saat jam pelajaran Pak Abdullah yaitu
Matematika
Gladys dan Gisca menyusun sebuah
rencana jahat yang baru)
Gladys :
“Gis, gua punya rencana baru nih”
Gisca : “Apa Dys?”
Gladys : “Gimana kalau kita hasut orang supaya mau
gabung ngerjain Keyzia
sama Nayra”
Gisca : “Wah ide bagus tuh Dys, gua suka cara ini”
Gladys : “Ok”
Gisca : “Lo kenal Rayne gak?”
Gladys : “Iya gua kenal, kita hasut dia nih?”
Gisca : “Iya, lo tau sendiri kan Rayne itu
super-duper luar biasa jutek nya”
Gladys : “Iya juga gua pernah denger kalau dia itu
gak punya teman satu
pun”
Gisca : “Betul banget, yaudah nanti jam istirahat
kita coba deketin Rayne”
Gladys : “Ok”
(Tiba-tiba Pak Abdullah mendekati Gladys dan Gisca yang sedang
berbincang-
bincang dan tidak memperhatikan
sama sekali materi yang di sampaikan
Pak Abdullah)
Pak Abdullah : “Heh kalian!”
Gladys : “Saya dan
Gisca Pak?”
Pak Abdullah : “Iya, apa yang sedang
kalian bicarakan? Kalian tidak
memperhatikan pelajaran yang saya terangkan
tadi?”
Gisca : “Perhatikan kok
Pak”
Pak Abdullah : “Baik jika kalian
memperhatikan, coba kalian kerjakan soal yang
sudah ada di
papan tulis Nomor 1-2”
Gladys : “Tapi Pak
bagaimana caranya?”
Pak Abdullah : “Terserah kalian,
yang saya tahu kalian memperhatikan materi
Yang saya sampaikan tadi
berarti kalian bisa mengerjakan soal
itu!”
Gisca : “Kita gak bisa
pak, soalnya sulit banget”
Pak Abdullah : “Begitu saja sulit,
tapi mengobrol tidak sulit ya! Contoh Keyzia dan
Nayra
mereka selalu memperhatikan tidak seperti kalian”
Gladys : “Liat tuh
Gis Pak Abdullah bawa-bawa mereka
(berbisik kepada Gisca)
Gisca : “Iya tuh apa sih
bagus nya mereka!”
Pak Abdullah : “Cepat maju dan kerjakan
(Dengan suara yang mengagetkan)
Gladys : “I.. I..
Iya Pak”
(Lalu Gladys dan Gisca maju mengerjakan soal yang di beri oleh Pak
Abdullah)
Gladys : “Gimana
nih Gis, gua gak bisa ngerjain ini soal”
Gisca : “Sama aja Dys gua
malah gak ngerti sama sekali!”
Gladys : “Aduh Gis
tadi mana gak perhatiin Materi ini lagi”
Gisca : “Udah Dys gua
nyerah kali ini”
Pak Abdullah : “Bagaimana apakah
kalian bisa mengerjakan soal nya”
Gisca : “Enggak Pak”
Pak Abdullah : “Baik lah, Keyzia dan
Nayra coba kalian kerjakan soal yang ada di
Di papan tulis”
Keyzia : “Iya Pak”
Nayra : “Baik pak”
Pak Abdullah : “Dan untuk Gladys dan
Gisca kalian berdiri di pojok papan tulis
sampai
waktu istirahat”
Gladys : “Apa?”
Pak Abdullah : “Kenapa kalian tidak
setuju? Baiklah kalau begitu nilai MTK kalian
Merah”
Gisca : “Enggak kok pak
kami setuju malah sangat setuju, iya gak Dys?”
Gladys : “Iya Pak,
ayo Gis”
Gisca : “Iya”
Gisca : “Iya”
Pak Abdullah : “Bagus”
(Saat jam istirahat Gladys dan Gisca mulai mendekati Rayne)
Gisca : “Hay Rayne!”
Rayne : “Kenapa nyapa
gua?”
Gisca : “Gak apa-apa
kok, gua Cuma mau temenan sama lo”
Gladys : “Iya Rayne kita
mau temenan sama lo, lo gak keberatan kan”
Rayne : “Gak masalah”
Gisca : “Eh Rayne lo
kenal tau Keyzia sama Nayra yang murid kesayangan
guru di
sekolah ini?”
Rayne : “Ya, Kenapa?”
Gladys : “Mereka itu
ternyata jahat loh Rayne, mereka sering ngambil PR
murid yang
lain jadi kalau guru masuk ke kelas pasti yang cuma
ngerjain
mereka aja”
Rayne : “Oh, jadi mereka
yang sering ngambil PR yang udah gua kerjain”
Gisca : “Iya Ray,
ternyata lo juga jadi korban nya”
Gladys : “Gua sering Ray
PR yang udah gua kerjain susah payah tertanya di
ambil sama
mereka”
Rayne : “Gua gak bisa
diem aja nih gua harus bertindak”
Gladys : “Oke gua dan
Gisca akan bantu lo”
Rayne : “Ok thanks Dys”
Gladys : “You’re wellcome”
Gisca : “Dys, yang
sering ngambilin PR anak-anak kan kita
(Berbisik dengan Gladys)”
Gladys : “Iya emang, udah
deh Gis gak perlu khawatir deh”
Gisca : “Ya udah”
(Bel masuk mulai berbunyi, akhirnya Gladys,Gisca dan Rayne memasuki kelas
7.2)
Gisca : “Dys sepertinya kita butuh lebih
banyak orang yang mau di hasut”
Gladys : “Iya Gis, kita udah dapet cewe sekarang cari
yang cowo”
Gisca : “Wah oke banget”
(Pelajaran pun selesai, akhirnya bel pulang berbunyi)
Nayra : “Key, pulang naik apa?”
Keyzia : “Naik mobil, dijemput papa ku Nay”
Nayra : “Belajar kelompok yuk Nay, tadi kan Pak
Abdullah ngasih pr”
Keyzia : “Oiyaya Nay, ayo”
(Gladys,Rayne,dan Gisca sudah berada di gerbang sekolah bermaksud
untuk
mengejek Nayra dan Keyzia)
Gladys : “Girls,
ada Queen and Princess wanna be nih”
Rayne : “Wah iya, kita hormati dulu mereka kan
anggota kerajaan”
Gisca :
“Gak usah kali, anggota kerajaan jadi-jadian hahaha!!”
Keyzia :
“Mau kalian apa sih!”
Nayra : “Udah Key, sabar aja”
Rayne : “Aduh gak tau malu banget sih mereka berdua
ini! Mau menang
sendiri,
padahalkan udah susah-susah buat pr malah ada
yang
usilin”
Gladys : “Iya tuh Ray, Gak punya rasa malu kali!!”
Gisca : “Urat malunya udah putus apa ya?
Haha!”
Keyzia : “Kalian ini ngomong apa sih?”
Nayra : “Aduh, apaan sih kalian ini!”
Rayne : “Pura-pura gak tau lagi, kalian kan yang suka
ngambilin pr anak-
anak di kelas ngaku deh!!”
Gladys : “Mana ada Maling yang mau ngaku Ray”
Gisca : “Iya Dys, yang ada penjara penuh tuh sama
maling-maling”
Keyzia : “Asal kalian tau ya, aku dan Nayra itu gak
pernah ngambilin pr anak-
anak di kelas buat apa juga aku
ngambilin pr mereka”
Nayra : “Iya, emang kalian ada bukti nya apa kalai
kita berdua yang
ngambil?”
Rayne : “Halah udah deh lo berdua gak usah bantah!”
Gisca : “Dasar tukang maling”
Nayra : “Heh Gis, jaga tuh mulut”
Gladys : “Ya lo itu yang mesti nya jaga sikap”
Keyzia : “Terserah deh kalian mau ngomong apa, yang
penting aku sama
Nayra Gak pernah ngambil pr anak-anak di
kelas!
(Kemudian pergi menuju mobil)”
Rayne : “Yaya, tapi gua gak
akan percaya (Berteriak)”
***
(Keesokan harinya saat jam istirahat di sekolah)
Gladys :
“Gimana jadi hasut lagi gak?”
Gisca : “jadi dong Dys, tapi siapa ya?”
Gladys : “Gimana kalau anak itu tuh (menunjuk ke arah Surya)”
Gisca : “Oh itu namanya surya”
Gladys : “Oke gak masalah, kan surya punya banyak temen tuh gimana?”
Gisca : “Oke bagus”
(Gladys dan Gisca pun mendekati Surya dan teman-temannya)
Gladys : “Hay, ganggu gak nih?”
Surya : “Hello, gak kok”
Gisca : “Oiya kalian tau Nayra sama Keyzia gak?
Surya : “Jelas dong, anak pintar di kelas kita
kan?”
Gladys :
“Iya”
Faish : “Emang nya kenapa Gis?”
Gisca : “Kalian sering gak sih kehilangan pr
kalian?”
Faish : “Iya sering banget, kita juga gak tau siapa
pelakunya”
Gladys : “Kalian masa gak tau sih?”
Mario : “Gak tau beneran, emang siapa Dys?”
Gladys : “Pelakunya itu ya Keyzia sama Nayra”
Fakih : “Gak mungkin lah Dys”
Gladys : “Kalau gak percaya tanya aja sama Rayne ya gak Gis?”
Gisca : “Iya tanya aja”
Sam : “Oke ntar kita selidikin, awas ya kalau
kalian bohong”
Gladys : “Iya ya tenang aja kita
gak akan bohong”
(Surya dan kawan-kawannya pun mencari Rayne dengan rasa penasaran mereka)
Surya : “Hey Rayne, boleh tanya gak nih? (Berbisik)”
Rayne : “Ya mau tanya apa?”
Surya : “Apa bener yang ngambil pr kita itu Nayra sama Keyzia?”
Rayne : “Ya bener”
Fakih : “Hah? Ini gak mungkin!”
Sam : “Mana mungkin”
Rayne : “Ya kalian belum tau faktanya sih”
Mario : “Oke sekarang gua percaya, kalau Keyzia sama Nayra itu yang
suka
ngambilin pr kita guys”
Sam : “Tapi kan kita belum ada bukti”
Rayne : “Oke nanti gua sama Gladys dan Gisca akan ngebuktiin”
Fakih : “Oke gua tunggu bukti itu! (Kemudian pergi meninggalkan Rayne)”
***
(Gladys dan Gisca pun segera
mendekati Rayne)
Rayne : “Hey kalian”
Gladys : “Hey Rayne, tadi mereka ngapain lo?”
Rayne : “Gak apa-apain kok, mereka cuma tanya aja siapa yang sering
nyuri
pr di kelas”
Gisca : “Terus lo bilang apa Ray?”
Rayne : “Ya terus terang aja kalau Keyzia sama Nayra yang nyuri”
Gladys : “Terus respon mereka?”
Rayne : “Awalnya mereka gak percaya, mereka minta buktinya”
Gisca : “Oke kita akan kasih buktinya”
(Kemudian Gisca,Gladys menyusun rencana jahat)
Gisca : “Dys gimana nih?(Berbisik kepada Gladys)”
Rayne : “Kalian kenapa bisik-bisik?”
Gladys : “Gak
apa-apa kok Rayne, kita permisi dulu ya si Gisca mau ke
toilet nih”
Rayne : “Oyaudah”
Gladys : “Rencana
baru kita apa nih?”
Gisca : “Kita ambilin aja
pr anak-anak kelas terus masukin ke
tas Keyzia dan Nayra gimana?
Gladys : “Wah it’s a good
idea”
***
(Keesokan harinya)
Gisca : “Dys gimana udah
siap?”
Gladys : “Siap,
tapi gimana nih kan anak-anak masih pada di kelas?”
Gisca : “Kan sebentar lagi
masuk, pelajaran olahraga pada keluar”
Gladys : “Oiya ya”
(Bel tanda masuk pun berbunyi, anak-anak kelas pergi meninggalkan kelas
mereka)
Gisca : “Ayo Dys!”
Gladys : “Ayo”
Gisca : “Jangan sampe ada
yang tau”
Gladys : “Oke Gis”
(Gisca dan Gladys pun sudah selesai mengerjakan rencana jahatnya dan
mereka
menyusul ke lapangan)
Pak Arman : “Hey kalian dari mana saja!”
Gladys : “Maaf pak kami dari toilet”
Pak Arman :
“Lama sekali, apa ada antrian sembako disana?
(Diikuti suara tawa
anak-anak kelas)”
Gisca : “Hehe, gak ada
Pak”
Pak Arman : “Yasudah, cepat masuk ke lapangan!”
(Ketika bermain volly tak sengaja Keyzia menabrak Gladys hingga jatuh)
Gladys : “Aduh, punya mata gak lo?!”
Keyzia : “Maaf Dys, aku gak sengaja”
Gladys n :
“Gak sengaja gak sengaja! Gak usah alesan deh”
Keyzia : “Bener aku gak sengaja Dys”
Nayra : “Iya Keyzia gak sengaja kok”
Gisca : “Heh diem lo”
Nayra : “Masalah?”
Gisca : “Iya kenapa? Lo
gak suka?
Keyzia : “Hey udah-udah”
Pak Arman : “Apa-apaan kalian ini jangan pada
kelahi!”
Nayra : “Maaf pak”
Pak Arman :
“Yasudah lanjutkan permainan volly nya”
***
(Pada jam istirahat)
Surya : “Heh kalian, mana
buktinya”
Gladys : “Oke, ayo
ikut kami”
Sam : “Ayo”
(mendekati bangku Keyzia dan Nayra)
Gisca : “Heh, buka cepet
tas kamu!”
Keyzia : “Kalian
mau apa?”
Gladys : “Udadeh
cepet”
Keyzia : “Baik”
Nayra : “Ada yang gak
beres nih!”
Gisca : “Lihat tuh isi tas
mereka, apa ada buku pr kalian?
Sam : “Ya itu buku gua
sama kawan-kawan yang lain”
Surya : “Itu juga ada buku
pr gua”
Mario : “Wah ternyata kalian”
Keyzia : “Bukan
kami yang nyuri”
Nayra : “Iya, kami gak
mungkin nyuri buku kalian”
Gladys : “itu
buktinya!”
Keyzia : “Ta..
tapi”
Mario : “Sudah lah Key,
kita gak percaya sama lo dan Nayra lagi!”
Nayra : “Bukan kita pelaku
nya”
Surya : “Ayo kita pergi
kawan-kawan”
***
Sejak kejadian itulah Keyzia dan Nayra selalu di jauhi teman-teman
sekelasnya
Sampai mereka naik ke kelas IX
Nayra : “Key, kenapa kita
di jauhin sama temen-temen sih?”
Keyzia : “Mungkin
karena salah paham di kelas VII Nay”
Nayra : “Padahalkan kita
gak ngelakuin hal itu ya Key”
Keyzia : “Iya,
Nay”
Nayra : “Sedih Key, tiap
hari kita di pojokin sama mereka”
Keyzia : “Iya Nay,
sabar aja kita harus ngadepin ini semua”
Nayra : “Of course Key,
Keep smile!”
Keyzia : “Big Smile”
(Pak Biar tiba-tiba saja masuk ke ruangan kelas 9.2)
Pak Biar : “Selamat pagi
anak-anak”
Anak-anak : “Pagi pak”
Pak Biar : “Hari ini kita
kedatangan murid baru, biar dia belajar di kelas ini
maka anak-anak harus bersikap ramah biar dia senang belajar di
kelas ini! Understand?”
Anak-anak : “Yes sir”
Surya : “Asik ada anak
baru”
Sam : “Surya diem”
Surya : “Iya ya”
Pak Biar : “Yasudah, Biar
cepet Pak Biar panggil aja ya”
Anak-anak : “Iya pak”
Pak Biar : “Silahkan masuk
nak, biar mereka tahu kamu”
(Masuklah Sherrin dan anak-anak terpana melihatnya)
Pak Biar : “Biar kalian tahu
siapa namanya dan pindahan dari mana, biar
bapak yang suruh memperkenalkan
dirinya
Introduce your self please!”
Sherrin : “Chai. Sawadee
kaa, chan chue Sherrin Keynaya”
Pak Biar : “I don’t understand
Thailand Language, Can you translate to English
or Indonesian language?”
Sherrin : “Yes sir, Hello
friends! My name is Sherrin Keynaya. You can
called Sherrin, I come from
Thailand”
Pak Biar : “Biar bapak tanya
dulu ya, kamu kenapa pindah ke sekolah ini?
Biar mereka pada
jelas nak”
Sherrin : “Of course sir,
saya pindah ke sini karena Ayah saya pindah
kerja ke daerah ini, dulu waktu umur saya 5
tahun saya warga
negara indonesia. Jadi saya masih bisa
berbicara bahasa indonesia”
Pak Biar : “Wah, hebat sekali
kamu nak”
Sherrin : “Hehe, iya Pak”
Surya : “Wah, you’re so
beautiful”
Pak Biar : “Of course Surya,
Thanks”
Surya : “Loh kok Bapak
yang jawab”
Anak-anak : “Hahahahaha!”
Pak Biar : “Biar Sherrin
belajar, Sherrin duduk di depan nya Keyzia dan Nayra”
Keyzia : “Asik
Nay, kita punya temen baru”
Nayra : “Iya key”
Sam : “Gak duduk di
samping saya aja Pak?”
Pak Biar : “Gak usah, biar Pak
Biar yang duduk sama kamu aja gimana?
Anak-anak : “Huahahahaha”
Sam : “Gak jadi deh pak”
(Sherrin segera berjalan menuju bangku yang berada di depan bangku Keyzia
dan
Nayra berada. Sherrin mengetahui
kalau Gladys dan Gisca akan menjegal kakinya)
Gisca : “Dys, dia tau kalau
kita mau jegal kaki nya”
Gladys : “Iya Gis,
alamak!”
Gisca : “Kok malah logat
batak lo keluar sih”
Gladys : “Hehe,
maaf Gis (Berbisik-bisik)”
Sherrin : “Hay, nama gua
sherrin kalau lo berdua siapa?”
Gladys : “Gua
Gladys Senna”
Gisca : “Gua Gisca Alyssa”
Sherrin : “Ok, nice to meet
you (Berjalan menuju bangkunya)”
***
Sherrin : “Hay, maaf ya
ganggu kalau boleh tau kalian namanya siapa ya?”
Keyzia : “Nama ku
Keyzia Alya Malik”
Nayra : “Aku Nayra Amanda”
Sherrin : “Nama yang bagus”
Keyzia : “Thanks”
Sherrin : “Mohon
bimbingannya ya”
Nayra : “Certainly Sher”
(Pak Biar sedang menjelaskan materi English)
Pak Biar : “Biar kita pintar,
kita harus belajar. Biar kita semangat belajar kita
berdoa
dahulu, bedoa mulai”
Pak Biar : “Berdoa selesai!”
Mario : “Kita mau belajar
apa Pak?”
Pak Biar : “Makanya biar tau,
kita harus bahas materi ini biar pintar”
Fakih : “Iya pak, iya
biar-biar terus!”
Pak Biar : “Ya biar lah, ayo
sekarang belajar!”
Anak-anak : “Baik pak”
***
(Jam istirahat pun tiba. Sherrin,Keyzia dan Nayra sedang asik mengobrol
di dalam kelas)
Sherrin : “Salam kenal ya”
Keyzia : “Iya
Sher”
Nayra : “Oiya gimana Sher
tinggal di Thailand?”
Sherrin : “Asik kok, disana
orangnya baik-baik.
Sebenernya sih saya gak seberapa
lancar kalau ngomong bahasa
Thailand”
Nayra : “Oh gitu, disana
kan kalau tulisan pake aksara Thailand ya Sher?”
Sherrin : “Iya, itu hal yang
nantang saya di Thailand. Disana saya selalu belajar
pake aksara Thailand, cukup
susah hehe”
Keyzia : “Hebat kamu Sher”
Sherrin : “Hehe iya”
Keyzia : “Wah, aku
suka banget sama artis Thai namanya Mario Maurer”
Sherrin : “Oh, Mario Maurer
saya juga fans nya hehe”
Nayra : “Apalagi Thai
movie nya First love (Crazy Little Thing called love)”
Sherrin : “Iya saya juga
suka movie itu, udah berkali-kali saya nonton tapi gak
pernah bosen-bosen hehe”
Nayra : “Wah, Awesome
Sher!”
Sherrin : “Hehe, Iya. saya boleh jadi teman kalian gak?”
Keyzia : “Wah
boleh dong Sher”
Sherrin : “Khob kun kaa”
Nayra : “Bahasa Thailand ya Sher?”
Sherrin : “Iya itu artinya
terimakasih hehe”
Nayra : “Sama-sama Sherrin
(Tersenyum manis)”
(Tiba-tiba Gladys, Gisca dan Rayne datang memberi peringatan kepada
Sherrin)
Gladys : “Heh, lo
anak baru gak usah friendly deh!”
Sherrin : “Ada masalah apa
ya?”
Gisca : “Sok gak tau juga
lo itu! Anak baru udah semena-mena.
Ngapain juga lo mau
temenan sama sampah 2 ini?”
Sherrin : “Oh jadi itu
masalah nya, saya gak boleh temenan sama Keyzia dan
Nayra?
Emangnya mereka kenapa?”
Rayne : “Dasar anak baru!
Ya jelas lah lo gak tau, mereka ini sering maling
pr anak-anak dikelas”
Sherrin : “Masa sih? Gak
mungkin deh, apa bener Key?”
Keyzia : “Enggak
kok Sher, anak-anak di kelas ini pada salah paham”
Gladys : “Salah
paham gimana, orang udah ada bukti kok!”
Surya : “(Tiba-tiba datang
bersama rombongannya) Ada apa ini?”
Gisca : “ini loh Ya,
Sherrin ini gak percaya kalau Keyzia dan Nayra itu
maling pr anak-anak dikelas
ini”
Surya : “Oh, iya mereka
emang yang maling. Mereka egois dan mau
dianggap pinter sama guru-guru”
Sam : “Iya Sher, percaya
ada deh waktu itu kita emang liat kok kalau buku
pr anak-anak di dalem tas mereka semua”
Sherrin : “Oke,oke. Gak
masalah gua percaya kok! Tapi gak ada salahnya kan
gua ngobrol sama mereka? Itu
hak gue kan?”
Gladys : “Iya sih,
tapi hati-hati aja ya. Jaga jarak!”
Sherrin : “Ok, no problem!
Besok gua main sama lo bertiga aja”
Gisca : “Nah gitu dong!”
(Gisca,Gladys,Rayne dan Surya the gank kembali ke bangku mereka
masing-masing)
Nayra : “Kamu percaya Sher
semua yang diomongin sama mereka?”
Sherrin : “Enggak, saya bisa
liat ada kebohongan di mata Gladys sama Gisca”
Keyzia : “Kamu
bisa baca pikiran semacamnya ya Sher?”
Sherrin : “Iya, dulu di
Thailand saya belajar”
Nayra : “ogitu, keren Sher”
Sherrin : “Hehehe”
***
Sherrin sebenarnya sudah tau semua apa yang terjadi pada Keyzia dan
Nayra, dia berusaha membuktikan bahwa Keyzia dan Nayra sebetulnya tidak
bersalah.
Sherrin : “Key, kamu selama
ini nutupin masalah ya”
Keyzia : “Masalah?
Masalah apa Sher?”
Sherrin : “Kenapa anak-anak
di kelas IX.2 ini pada gak suka sama kalian?”
Nayra : “Iya, sebenernya mereka salah paham”
Nayra : “Iya, sebenernya mereka salah paham”
Sherrin : “Tell me more
about it !”
Keyzia : “Dulu waktu aku kelas 7, aku sama Nayra
dituduh suka maling
pr anak-anak di kelas”
Sherrin : “Terus mereka
percaya?”
Nayra : “Iya, karena
Gladys, Gisca sama Rayne ngasih buktinya”
Sherrin : “Bukti gimana?”
Keyzia : “Iya buku
pr mereka tiba-tiba ada di tas kami”
Sherrin : “Wah, sekarang
saya tau kenapa jadi begini, aku akan bantu kalian
buat nyelesain salah
paham ini”
Nayra : “Makasih Sher,
kamu baik banget”
Sherrin : “Iya sama-sama”
Ketika Nayra, Keyzia dan Sherrin sedang asiknya mengobrol. Gladys, Gisca
dan Rayne menyusun rencana jahat mereka tetapi Rayne merasa kalau Sherrin tidak
punya salah dan Rayne baru menyadari kalau Gladys dan Gisca sebenarnya iri
kepada Sherrin”
Gladys : “Hey,
friends! Gimana kalau kita kerjain tuh anak baru?!”
Rayne : “Kerjain? Ada salah
apa dia?”
Gladys : “Liat tuh
sok banget lagak nya!”
Gisca : “Iya tuh coba
liat, belagu banget mentang-mentang anak
baru pindahan dari Thailand”
Rayne : “Gak kok biasa aja,
kenapa lo berdua pada iri sama dia?”
Gladys : “Iri?
Kenapa gua harus iri sama dia? Cantikan juga gua!”
Rayne : “Udah deh, bilang
aja!”
Gisca : “Ih gak banget deh
iri sama dia!!”
Rayne : “Ternyata selama
ini gua salah pilih temen”
Gladys : “Maksud
lo?”
Rayne : “Iya, lo berdua
pada gak baik sama mereka! Gua baru sadar”
Gisca : “Eleh, sok juga
sih lo. Lo juga gak punya temen kan? Lo itu jutek
banget makanya lo gak punya
temen, masih untung Gladys sama
gua mau temenan sama lo!”
Rayne : “Iya emang kok, gua
tau kalau gua jutek banget! Terus masalah
buat lo gitu?”
Gladys : “Iya,
masalah banget! Sebenernya gua gak suka juga sama lo! Dasar
jutek, kalau gua punya
buku Death Note aja udah gua tulis tuh
nama lo sama mereka juga!!!”
Rayne : “Hahaha, Lol
banget. Ternyata gak gua sangka ya lo tega banget
fitnah mereka, lo
berdua kan yang suka ngambilin pr anak-anak?
Udah deh ngaku!
(Sambil merekam percakapan mereka tadi)”
Gladys : “Iya
ngapa?! Lo gak suka sama ide gua?”
Rayne : “Wah, wah ternyata
sang Gladys mau ngaku juga haha !!!”
Gisca : “Dys kok lo ngaku
sih? Bisa gawat kita!”
Gladys : “Oiya,
lupa Gis. Kebawa emosi nih!”
Gisca : “Ya ampun gimana
nih!”
Rayne : “Hahaha, kasian
amat nasib lo berdua”
Gladys :
“Anak-anak gak akan percaya sama omongan lo gua yakin!”
Rayne : “Hahaha, masa sih?
Liat aja nanti (Pergi meninggalkan mereka)”
Gisca : “Awas lo Rayne,
tunggu pembalasan gua sama Gladys!”
(Rayne berjalan menuju tempat duduk Keyzia, Nayra dan Sherrin. Ia ingin
meminta maaf kepada Keyzia dan Nayra)
Rayne : “Hey Key”
Keyzia : “Iya
kenapa Rayne?”
Rayne : “Gua mau minta maaf
sama lo, soal yang kelas 7”
Keyzia : “Oh, iya
gak apa-apa kok Ray. Udah aku maafin dari dulu
(Tersenyum tulus)”
Rayne : “Makasih ya Key”
Keyzia : “Iya
sama-sama”
Nayra : “Wah aku nya
enggak?”
Rayne : “Hehe, iya lupa.
Maafin gua juga ya Nay”
Nayra : “Iya kok gak
apa-apa Ray”
Sherrin : “Kamu udah tau ya
yang sebenernya Ray?”
Rayne : “Iya, kok bisa
tau?”
Sherrin : “Hehe, iya dong
itu buktinya kamu udah minta maaf
(Sebenarnya Sherrin
bisa membaca pikirannya Rayne)”
Rayne : Ohehehe, iya juga.
Gua boleh gak temenan sama kalian?”
Keyzia : “Ya boleh
lah Ray”
Rayne : “Makasih ya, gua
gak akan jutek-jutek lagi kok sama kalian dan
anak-anak kelas ini”
Nayra : “Nah gitu dong
Ray, hehe”
Rayne : “Hehe, gimana kalau
gua bantuin yakinin anak-anak kelas bahwa
lo gak bersalah?”
Keyzia : “Boleh
kok Ray, makasih ya”
Rayne : “Sama-sama kawan”
Sherrin : “Saya juga bantu”
Rayne : “Ya, gua punya
bukti yang kuat sekarang”
Nayra : “Oke Ray”
Rayne : “Besok kita akan
ngebuka kebenaran ini”
Sherrin : “Iya, pastinya”
Gladys dan Gisca merasa terancam mereka pun ingin mengerjai Rayne, agar
Rayne tidak memberi tahu rahasia mereka kepada teman-teman sekelasnya
Gladys : “Gis,
gimana nih?”
Gisca : “Tau ah Dys, lo
juga sih!”
Gladys : “Ya maaf
Gis, gua kan lupa”
Gisca : “Ya elah, yaudah
deh kita susun rencana baru aja?”
Gladys : “Oke
rencana apa?”
Gisca : “Gimana kalau kita
kerjain tuh si Rayne, supaya dia gak akan
bocorin rahasia kita”
Gladys :
“Caranya?”
Gisca : “Curi aja buku pr
dia, besok ada pr Mtk Dys. Pastinya Pak Abdullah
bakal hukum dia! Lo tau kan
kalau Pak Abdullah killer sangat?”
Gladys : “Oiyaya,
encer juga ya otak lo”
Gisca : “Iyadong, gua gitu
terus kita ancem tuh Rayne”
Gladys : “Iya deh,
suka cara lo Gis”
Gisca : “Wah iya dong”
(Keesokan harinya)
Gladys : “Hari
ini, ada pelajaran olahraga kan Gis?”
Gisca : “Iya, berarti kita
bisa leluasa dong Dys jalanin rencananya?”
Gladys : “So pasti
Gis”
Gisca : “Jangan lupa baca
doa dulu Dys, biar semuanya berjalan lancar”
Gladys :
“Yang ada Tuhan gak akan kabulin doa kita Gis”
Gisca : “Kok gitu Dys?”
Gladys : “Iya lah,
kita kan mau berbuat jahat”
Gisca : “Oiya ya Dys, duh
kok gua jadi kaya orang lopa-lopo gini”
Gladys : “Baru
sadar Gis? Udah dari dulu kali”
Gisca : “Nah lo ini,
sesama teman gak boleh mengejek”
Gladys : “Kan gua
gak ngejek Gis, itu kenyataannya”
Gisca : “Huh, awas lo Dys”
Gisca : “Huh, awas lo Dys”
Gladys : “Awas?
Nih udah awas, awas ke kanan apa ke kiri?”
Gisca : “Kacang banget
nih, ke atas!”
Gladys : “Ke atas?
Ya gak bisa lah Gis. Kan gua tanya kanan apa kiri!”
Gisca : “Yaya, terserah”
(Teng.... teng... teng... bunyi bel masuk, pelajaran olahraga pun
dimulai)
Pak Arman : “Baik lah anak-anak kita mulai materi pelajaran baru kita
yaitu Bola Volly. Seperti
biasanya Absen dahulu”
Anak-anak : “Baik pak”
Pak Arman : “Sudah anak-anak?”
Anak-anak : “Sudah pak!”
Pak Arman : “Kemana ini Gladys
sama Gisca?”
Sherrin : “Saya tau pak!,
mereka lagi melakukan perbuatan jahat.
Mereka mau
ngerjain Rayne”
Pak Arman : “Tau dari mana kamu?”
Sherrin : “E.. e.. tadi saya
dengar dari mereka pak (Padahal Sherrin
sedang merasakan hal itu, ia berhasil
membaca pikiran
Gladys dan Gisca)”
Pak Arman : “Baik, saya dan
Sherrin akan melihat ke kelas apa ada
mereka disana. Yang lainnya tetap disini”
Anak-anak : “Iya pak”
(Pak Arman dan Sherrin bergegas menuju kelas, Gladys dan Gisca belum
selesai menjalankan rencana mereka)
Sherrin : “Sebaiknya kita
jangan langsung masuk pak, kita intip dulu
kalau dengan cara begitu kita
tau apa mereka benar-benar
mau ngerjain Rayne”
Pak Arman : “Iya, pintar kamu”
Sherrin : “Hehehe”
(Sherrin dan Pak Arman sudah tiba di depan kelas. Mereka segera mengintip
Gladys dan Gisca yang sedang melakukan rencana jahat nya)
Sherrin : “Mereka
benar-benar jahat!”
Pak Arman : “Iya Sher, ayo kita
masuk sebelum mereka selesai”
Sherrin : “Iya pak”
(Gladys dan Gisca terkejut, ketika Sherrin dan Pak Arman memergoki mereka
yang
sedang berusaha mencuri pr Rayne)
Sherrin : “Oh jadi yang suka
nyuri pr di kelas ini Gladys sama Gisca?”
Gladys : “Enggak
kok kalian cuma salah paham aja”
Sherrin : “Salah paham
gimana? Saya sama Pak Arman dari tadi liat
kalian dari
luar!”
Gladys : “Tapi
kita gak nyuri loh”
Sherrin : “Iya gak nyuri
tapi ngambil?”
Pak Arman : “Itu sama aja Sher, kalian
ini mau nya apa?”
Gisca : “Kita gak nyuri
kok pak!”
Pak Arman : “Udah gak usah bantah”
Gladys : “Tapi
pak?”
Pak Arman : “Sudahlah jelaskan saja
sama teman-teman kamu di lapangan.
Ayo!”
Gladys : “Iya pak”
(Gisca, Gladys,Sherrin dan Pak Arman segera menuju ke lapangan. Sesudah
sampainya disana Sherrin siap menjelaskan kepada teman-temannya)
Gladys : “Gis
tamatlah riwayat kita!”
Gisca : “Iya Dys, aduh
gimana ini”
Gladys : “Pasti
ini gara-gara kita gak doa nih”
Gisca : “Kan gua bilang
juga apa Dys”
Gladys : “Sikap
kita udah keterlaluan ya Gis”
Gisca : “Iya Dys, gua juga
nyesel”
Sherrin : “Bagus lah kalau
kalian nyesel”
Gladys : “Nguping ya lo?”
Sherrin : “Gak, orang volume suara kalian besar ya kedengeran lah”
Gisca : “Alah lo nguping
aja!”
Pak Arman : “Sudah-sudah jangan
bertengkar!”
Sherrin : “Iya pak”
(Sesampainya di lapangan)
Pak Arman : “Perhatian anak-anak!
Dengarkan penjelasan Sherrin ya”
Anak-Anak : “Iya pak”
Sherrin : “Teman-teman saya
dan Pak Arman tadi sedang memergoki Gladys
dan Gisca yang mencuri pr
Rayne”
Gladys : “Bohong
kok temen-temen!”
Suriya : “Jadi selama ini
lo yang nyuri ya?”
Gladys : “Enggak
lo, Sherrin bohong”
Gisca : “Lo semua salah
paham! Kalau kita yang nyuri emang ada buktinya?”
Rayne : “Ada (Sambil
mengeluarkan Handphone nya yang berisi rekaman
suara Gladys yang telah mengaku)
Gladys : “Mana?”
Rayne : “Oke gua akan kasih
buktinya!”
Gisca : “Bukti apa? Kita gak
salah”
Rayne : “Dengar rekaman ini
baik-baik!( memutar rekaman
suara Gladys yang telah mengaku bahwa ia
yang mencuri pr anak-
anak di kelas)”
Sam : “Wah ternyata lo
dalang di balik ini semua ya Dys?”
Gladys : “Gua?
Tentu enggak lah. Gua berdua sama Gisca!”
Gisca : “Bohong!”
Mario : “Oh, jadi mereka
berdua udah bohongin kita?”
Fakih : “Bukan io, lebih
tepatnya lagi kita udah di hasut”
Suriya : “Gak nyangka
banget gua, lo berdua tega banget ya”
Gladys : “Iya gua
nyaku deh, gua emang bersalah. Gua nyesel banget”
Rayne : “Terus lo gak minta
maaf gitu?”
Gladys :
“Keyzia,Nayra,Rayne dan Sherrin gua minta maaf. Gua nyesel
banget ngelakuin hal buruk kaya
gini”
Keyzia : “Iya Dys,
gak apa-apa udah dari dulu kok aku maafin nya”
Gladys : “Yang
bener? Gua udah kejam banget loh sama kalian”
Nayra : “Iya gak apa-apa
kok Dys, kita ikhlas maafin nya”
Rayne : “Iya yang
penting lo jangan ulangin lagi”
Sherrin : “Iya bener itu,
saya tau gerak-gerik kamu selalu”
Gladys : “Iya deh
gua janji kok”
Gisca : “Gua minta maaf
juga ya, hua juga udah salah”
Keyzia : “Iya Gis
kita maafin kok”
Sherrin : “Pokoknya harus
berubah Gis”
Gisca : “Iya-iya gua janji
kok bakalan gak kaya gini lagi”
Rayne : “Oke, kita percaya”
Gladys : “Gua dan
Gisca minta maaf banget karna gua udah jahat banget
sama kalian, dan gua juga minta maaf juga
sama
Suriya,Sam,Fakih,Mario, Faish sama Rayne
karena dulu gua sama
Gisca udah hasut mereka buat musuhin Keyzia
dan Nayra”
Suriya : “Iya gak apa-apa,
gua and the gank udah maafin kok”
Sam : “Iya bener kata
Suriya, biar gimana pun lo berdua temen kita”
Gladys : “Makasih
ya”
Fakih : “Iya sama-sama”
Gisca : “Pokoknya gua sama
Gladys gak akan jahat lagi”
Mario : “Iya gua pegang
janji lo ya”
Faish : “Iya awas kalau
di ingkarin”
Gisca : “Gak akan ingkarin
kok”
Rayne : “Ya bagus itu”
Pak Arman : “Baiklah, masalah
sudah selesai. Sekarang giliran kita
menyelesaikan materi ini”
Anak-anak : “Oke pak”
Sejak dari peristiwa itu Gladys dan Gisca berubah menjadi baik, dan
sekarang mereka bersahabat dengan Suriya and the gank dan Keyzia,Nayra,Rayne,
Sherrin mereka semua saling menjaga satu sama lain, mereka seperti mempunyai hubungan
batin. Sampai pada saat yang sangat memilukan, Keyzia di tabrak mobil saat pulang
sekolah kejadian itu membuat indra pengelihatan Keyzia tidak lagi berfungsi...
Keyzia : “Duh, kok
kepala ku pusing”
Nayra : “Key udah siuman,
iya kamu koma 1 bulan”
Keyzia : “Apa iya?
”
Rayne : “Iya Key, kita
selalu jengukin kamu tiap hari selama itu kita
berharap kamu siuman”
Sherrin : “Kita Rindu
senyuman kamu key”
Keyzia : “Kalian
memang sahabat terbaikku”
Sherrin : “Key, semangat
ya!”
Keyzia : “Iya, Kok
tiba-tiba ruangan gelap begini ada apa ini?”
Nayra : “Gelap? Kenapa
Key?”
Keyzia : “Aku gak
tau nih tiba-tiba gelap”
Nayra : “Tapi ruangan ini
terang Key, Rayne cepat panggil dokter”
Rayne : “Iya Nay”
Sherrin : “Key, bertahan ya”
Keyzia : “Iya
Sher, kenapa mataku jadi begini?! Ya Allah”
Sherrin : “Keyziaaaaaaa!!
(Menangis)
Nayra : “Sudah Sher jangan
nangis, Keyzia juga ikut sedih juga (Menangis)”
Keyzia : “Jangan
nangis Sherrin, Nayra. Aku kuat kok aku akan semangat”
Dokter : “Maaf
teman-teman Keyzia tunggu di luar dulu
Rayne : “Baik dok. Ayo
Sher,Nay”
Nayra : “Sher, coba
hubungi orangtua Keyzia”
Sherrin : “Iya Nay, udah
mereka lagi menuju ke rumah sakit”
Rayne : “Ya Allah gua takut
kalau Keyzia kenapa-napa”
Sherrin : “Jangan-jangan
Keyzia gak bisa lihat lagi (Menangis)
Nayra : “Ya Allah, aku gak kuat ngeliat
keyzia sedih”
Bu Rasti : “Gimana keadaan
Keyzia? (Baru datang)”
Sherrin : “Gak tau tan, Key
masih di periksa sama dokter”
Pak Marwan : “Tadi dia bilang kalau
pengelihatan nya gelap?”
Nayra : “Iya om, tadi
bilang gitu”
Bu Rasti : “Gimana nih pa?”
Pak Marwan : “Semoga Key gak
apa-apa ma”
Dokter : “Orangtua
Keyzia?”
Pak Marwan : “Iya dok, gimana
keadaan anak saya?”
Dokter : “Keyzia
mengalami kerusakan pada kornea nya, Keyzia tidak
bisa melihat lagi”
Bu Rasti : “Dokter pasti salah
periksa kan? (Menangis)
Dokter : “Tidak bu”
Sherrin : “Gak mungkin
Keyzia buta!!!”
Rayne : “Keyzia pasti ini
bohong”
Dokter : “Keyzia
memang sudah gak bisa lihat lagi”
Gladys : “Apa dok
(Terkejut baru datang)”
Dokter : “Iya”
Gisca : “Gak mungkin!!!”
Nayra : “Keyzia masih bisa
lihat!”
Suriya : “Keyzia Buta?”
Sherrin : “I..i..ya”
Sam : “Yallah kasian si
Key”
Mario : “My key, gak
mungkin”
Fakih : “Padahal kita tadi
mau lihat Key, kita kangen dia buka matanya”
Faish : “Iya Kih, keyzia!!”
Orang-orang terdekat Keyzia tidak percaya bahwa keyzia tidak bisa melihat
lagi, tapi Keyzia tetap semangat menjalani hidupnya dengan ceria dia tidak
pernah mengeluh walaupun ia sering terjatuh sendiri dan kadang-kadang sampai
terluka..
Nayra : “Key (Datang
memeluk Keyzia)
Sherrin : “Keyzia Keep
smile!”
Keyzia : “Iya
kawan, aku tau kok kalau aku udah gak bisa lihat indahnya
dunia ini, bahkan aku udah gak
bisa lihat muka
sahabat-sahabatku ini
(Menangis)”
Rayne : “Keyzia, jangan
sedih”
Keyzia : “Iya
Rayne, aku akan tersenyum kok”
Gladys : “Hey Key,
ini gua Gladys. Keyzia gua sedih banget”
Keyzia : “Jangan
sedih ya Dys, ini udah takdir”
Gisca : “Key, Tabah ya
kayaknya gua perlu ember nih buat nadahin
air mata gue sama temen-temen”
Keyzia : “Jangan
nangis ya temen-temen Key gak apa-apa kok”
Suriya : “Gua juga pingin
nangis Key, walaupun gua cowo”
Keyzia : “Wih ada
Suriya The gank, What’s up bro! Jangan sedih ya”
Sam : “Key kita
bener-bener sedih”
Mario : “Iya Key, kita
kehilangan 1 keindahan di dunia ini yaitu mata kamu
key, mata itu dimana aku bisa
melihat rasa sayang aku”
Fakih : “Io, kok lo malah
ngegombal sih?!”
Faish : “Itu bukan gombal
Kih, tapi itu curahan hati nya”
Rayne : “Cie..cie.. Mario”
(Masuklah Orangtuanya Keyzia)
Bu Rasti : “Gimana keadaan nya
nak?”
Keyzia : “Aku gak
apa-apa kok ma, nih liat mata aku di perban jadi gak
akan kenapa-napa”
Pak Marwan : “Nak, papa akan
berusaha semaksimal mungkin buat dapetin
donor kornea buat kamu ya”
Keyzia : “Enggak
usah repot-repot pa Key gak apa-apa kok”
Bu Rasti : “Gak apa-apa
gimana? Mama sama papa akan cari kemana aja donor
yang cocok buat kamu”
Keyzia : “Udah ma,
pa. Keyzia gak mau paksain kok”
Pak Marwan : “Ya sudah, jangan
pernah patah semangat ya nak”
Keyzia : “Gak akan
pa, karna Key punya teman-teman dan sahabat yang
super baik dan perhatian. Dan Key juga
punya orangtua
yang baik banget”
Dari hari itu Keyzia menjalani hari-harinya dengan susah, ia tidak bisa
bergerak semaunya bahkan ia pernah terjatuh dari tangga rumahnya karena ia
tidak bisa melihat lagi. Tapi Keyzia tidak putus asa ia selalu bangkit lagi..
\
Nayra : “Key...
sini deh cepetan, aku ada sesuatu buat kamu
(dengan tidak
sabaran)”
Keyzia : “iya sebentar,
sabar dikit kenapa sih! Kamu tahu kan aku gak
bisa melihat (muncul dari balik
pintu)”
Rayne : “Happy birthday
Key, cepet make a wish”
Sherrin : “Happy birthday
Keyzia, happy birthday!”
Keyzia : “(Make a
wish) Udah, aku kaget banget loh kirain ada apa
dasar kalian ini”
Rayne : “Hehe, peace oiya
kita bawa kado spesial loh”
Sherrin : “Iya Wait please
Key!”
Keyzia : “Apa ya?
Okedeh”
Nayra : “1..2..3..
Suprise”
Mario : “(Bernanyi) Happy
birthday Keyzia, happy birthday, keyzia happy
birthday, happy birthday, happy
birthday Keyzia”
Suriya : “Cie Mario
suaranya bagus”
Keyzia : “Suriya
and the gank?”
Suriya : “Iya Key ini
suprise loh”
Keyzia : “Makasih
ya, aku suka”
***
Secara fisik matanya tidak bisa melihat warna-warni dunia, tapi mata
hatinya bisa melihat jauh kedalam kehidupan seseorang. Mempunyai hoby melukis
sejak kecil dengan keterbatasannya, aku selalu mengasah bakatnya tak pernah
sedikit pun Keyzia menyerah, karena sekarang Keyzia tidak dapat melihat lagi
akhirnya Keyzia pindah bersekolah ke Sekolah Luar Biasa, Keyzia tidak pernah
absen meraih peringkat di kelas bahkan guru-guru ku termotivasi dengan sifat
pantang menyerah Keyzia.
Seperti sore ini, Nayra, Rayne,Sherrin sudah nangkring di rumah Key. Dia berbincan-bincang di rumah Key, sambil
menemani sahabatnya itu melukis
Nayra : “Key lukisan kamu bagus
banget, nanti kamu ngadain pameran tunggal ya biar semua orang tau bakat kamu”
Keyzia : “Hah!”
Nayra : “Kenapa Key?”
Keyzia :
“Seandainya aku bisa Nay, pasti udah aku lakuin. Tapi apa daya aku
ini gak sempurna, seandainya aku dapet donor kornea dan aku bisa
liat, mungkin aku bahagia dan akan ngadain pameran lukisan-
lukisan ini (Kata ku dengan kepedihan)”
Nayra : “Suatu hari nanti
Allah akan beri anugerahnya sama kamu sahabat,
pasti akan ada yang donorin
korneanya buat seseorang anak
sebaik kamu”
Keyzia : “Hehe,
kamu bisa aja Nay. Amin”
Nayra :“Wah muka
kamu udah merah tuh kaya udang yang di rebus”
Keyzia :“Haha, dasar si
Nayra bikin aku malu jadinya muka ku jadi
merah gini”
Rayne : “Wah, wah Nayra
jail tuh!
Keyzia : “Iya tuh
Ray”
Rayne : “Iya sama jailnya
kaya Sherrin”
Sherrin : “Huh, gak ya kamu
juga jail”
Nayra : “Gak apa-apa, biar
Keyzia keliatan tambah cantik”
Keyzia : “Huh! Nayra awas
kamu, berhenti buat aku malu”
Nayra : “Jangan marah Key,
ntar nambah imut loh”
Keyzia :
“Nayraaaaaa! Kamu buat aku tambah malu liat aja nanti
pembalasan ku”
Nayra : “Emang kamu mau
bales apa key?”
Keyzia : “Jurus
gelitikan maut haha!”
Nayra : “Aduh, Keyzia udah
ngeluarin jurus itu pasti aku kalah nih”
Keyzia : “Haha,
hayo sini Nayra ini jurus andalanku loh”
Nayra : “Jangan key
jangan, ampun”
Keyzia : “Kena
kamu Nayra”
Nayra : “Hahahaha, ampun
key geli”
(Sedang asiknya mereka bergurau tiba-tiba saja Nayra mengeluh)
Nayra : “Aduh, kepalaku”
Sherrin : “Kenapa Nay?”
Nayra : “Gak
apa-apa kok Sher”
Keyzia : “Kamu
kenapa Nay? Sakit?”
Nayra : “Gak, aku gak
apa-apa key. Cuma sedikit pusing aja
(sambil memperlihatkan senyum)”
Keyzia : “Minum obat ya
Nay, aku gak mau kamu kenapa-napa
(sangat khawatir)”
Nayra : “Aku izin pulang
dulu ya temen-temen, aku mau minum obat
(sambil terburu-buru)”
***
Di kamarnya yang terkesan sangat elegan, nuansa coklat mendominasi di
setiap sudut ruangan. Nayra terduduk lemas di atas ranjangnya
Nayra : “Ya Allah, berapa
lama lagi usiaku di dunia ini? Berapa lama lagi
malaikatmu akan menjemputku untuk menghadapmu? Aku masih
ingin menemani Keyzia melukis, aku Ingin melihat dia mengadakan pameran tunggalnya”
Di vonis dokter menderita penyakit Leukimia sejak 7 bulan yang lalu dan
tidak akan berumur lama lagi sungguh menyakitkan bagi Nayra, usianya yang baru
menginjak 15 tahun dengan segudang cita-cita yang dia inginkan sudah pasti tak
satupun yang akan terwujud.
(Pintu kamar Nayra tiba-tiba terbuka, seorang wanita cantik paruh baya
masuk lalu duduk disampingnya)
Bu Maura : “Gimana rasanya
sayang? Masih gak enak? Kita kedokter
sekarang yuk! (dengan wajah
yang cemas)”
Nayra : “Gak usah ma, aku
udah enakan kok. Aku Cuma mau istirahat aja”
Ibu Maura : “Ya udah, kalau gitu
mama tinggal dulu ya nak
(sambil mencium kening putri semata
wayangnya)
Nayra : “Iya ma, makasih
ya ma aku selalu sayang mama
(dengan suara yang lirih)”
Ibu Maura : “Iya Nayra, mama
juga selalu sayang kamu. Cepat kamu
istirahat sana”
Nayra : “Baik lah ma”
Terus terang Nayra sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya, tapi dia
berusaha menyembunyikan itu dari orangtuanya..
(Di ruang keluarga, Bu Maura duduk sambil menemani sang suami sepulangnya
dari kantor)
Pak Artawan : “Ma, Nayra kemana? Kok
papa gak ngeliat dia dari tadi?”
Bu Maura : “Nayra lagi
istirahat pa, dia pusing dan ngeluh sakit dari tadi”
Pak Artawan : “Sakit apa sebenarnya
anak kita ma? Kalau kita ajak ke dokter
pasti dia nolak, papa rasa ada
yang dia sembunyiin dari kita.
papa takut penyakitnya parah ma (dengan nada khawatir)”
Bu Maura : “Gak tau juga pa,
mama juga bingung. Pasti emang si Nayra
nyembunyiin rahasia sama kita pa, mama juga berfikir
seperti itu”
Pak Artawan : “Apa harus papa paksa
dia buat periksa ke dokter ma?”
Bu Maura : “Sebaiknya gak usah
pa, papa kan tau kalau si Nayra itu gak suka
dipaksa. Pasti cara itu bakal
nyakitin dia pa!”
Pak Artawan : “Baik lah ma, papa gak
bakal maksa Nayra ke dokter”
Bu Maura : “Ya udah pa”
Pak Artawan : “Tapi ma, papa
khawatir banget kalau Nayra kenapa-napa”
Bu Maura : “Sama aja pa, mama
juga khawatir sekali malah khawatirnya lebih
dari papa. Secara mama yang
udah ngelahirin dia”
Pak Artawan : “Iya ma, papa juga tau
itu”
***
Ternyata sakit yang dirasakan Nayra sore itu adalah pertanda dia akan
segera di panggil menghadap yang maha kuasa, saat meminta izin untuk
beristirahat pada mamanya kesehatan nayra benar-benar drop. Nayra tidak tahan
lagi menahan rasa sakit nya itu, ia berteriak kesakitan lalu dengan Panik Bu
Maura dan Pak Artawan Melarikan putrinya kerumah sakit.
(Di ruangan perawatan Nayra, sudah datang sahabat dan kerabat dekatnya.
Tetapi Keyzia tidak di beri tahu karena 1 alasan)
Sherrin : “Nay, Kamu gak
apa-apa kan? Sepertinya Nayra menyembunyikan
sesuatu tentang penyakitnya”
Nayra : “Iya kok Sher gak
apa-apa”
Rayne : “Sebenarnya kamu
sakit apa sih Nay?”
Nayra : “Emm, sakit biasa
kok”
Gladys : “Tapi
kalau sakit biasa rambutnya gak rontok loh Nay”
Nayra : “Iya bener aku
sakit biasa kok, palingan demam aja”
Gisca : “Udah deh Nay
jujur aja sama kami”
Nayra : “Tapi kalian
jangan nangis atau sedih ya”
Gisca : “Iya Nay”
Nayra : “Sebenernya aku
sakit Leukimia”
Sam : “What? Leukimia”
Fakih : “Masyallah Nay”
Faish : “kamu kok gak
bilang sih Nay sama aku? Kan aku gak siap kalau
misalnya bidadari secantik kamu akan pergi ninggalin aku
(Berwajah
murung)”
Sherrin : “Kamu ini ish,
bisa aja! Senyum dong”
Faish : “Iya iya Nayra
cantik”
***
Setelah Pak Artawan dan Bu Maura duduk di ruangan Dokter Gunawan, mereka
akhirnya mulai bicara
Dokter Gunawan : “Maafkan saya
sebelumnya pak, sebenarnya saya sudah tahu
penyakit yang di derita putri
bapak 7 bulan yang lalu, tapi
karena putri Bapak dan Ibu
menyuruh saya merahasiakan
penyakitnya kepada Bapak dan
Ibu. Saya tidak bisa berbuat
apa-apa”
Pak Artawan : “Sakit apa
sebenarnya putri saya dok?”
Dokter Gunawan : “Putri Bapak
menderita penyakit leukimia (ucap dokter lirih)”
Cukup lirih memang kata-kata dokter Gunawan, tapi mampu membuat jantung
Pak Artawan dan Ibu Maura berdetak lebih cepat dari biasanya
Pak Artawan : “Apa?
Leukimia? Separah apa dok? (dengan nada yang keras)”
Dokter Gunawan : “Sudah parah
pak, umur Nayra tidak akan lama lagi”
Pak Artawan : “Apakah Nayra
tidak bisa disembuhkan lagi dok? Dengan cara
apapun dengan biaya berapaun
akan kami bayar!”
Dokter Gunawan : “Maaf pak, saya
tidak bisa penyakit ini sudah menjalar ke sel-
sel tubuh Nayra”
Bu Maura : “Apakah
dengan cara kemotherapy juga tidak bisa dok?!”
Dokter Gunawan : “Cara itu sudah
tidak efektif lagi bu, saya sudah tidak dapat
membantu lagi”
(Setelah berbicara lama dengan dokter, air mata tak perna berhenti
mengalir di pipi Ibu Maura. Dia begitu terpukul mendengar putrinya menderita
penyakit itu)
Pak Artawan : “Udah ma, jangan
nangis terus. Pengobatan nayra akan di
usahakan, kita akan mengusahakan
kesembuhannya. Lebih
baik kita berdoa semoga Allah
memberikan jalan terbaik
buat keluarga kita”
Bu Maura : “Gimana kalau Nayra
ninggalin kita pa, mama gak akan
bisa kehilangan dia pa!”
Pak Artawan : “Sudah lah ma, papa
juga gak mau kehilangan dia.
Mari kita tengok Nayra!”
Bu Maura : “Iya pa”
***
(Memasuki ruang perawatan Bu maura berusaha menyembunyikan air matanya,
dia tersenyum penuh kepedihan di samping ranjang putrinya)
Nayra : “Mama
kenapa? Kok sedih begitu? (dengan suara
lirih)”
Bu Maura : “gak apa-apa kok
sayang (berbisik)”
Nayra : “Maafin Nayra
mama, papa. Nayra gak bermaksud buat papa sama
mama terluka dan sedih kaya
gini, Nayra Cuma gak mau nyusahin
kalian (dengan
terbata-bata)
Pak Artawan : “iya Nay, papa maafin
kok. Nayra jangan merasa bersalah gitu”
Bu Maura : “Mama juga maafin
kok, kami selalu sayang Nayra”
Nayra : “Aku juga selalu
sayang mama sama papa”
Nayra : “Buat
temen-temen, Nayra juga minta maaf ya kalau Nayra punya
salah sama kalian Nayra mint
maaf banget”
Rayne : “Iya Nay, Kita
semua maafin kamu kok. Maafin kita juga ya”
Nayra : “Iya temen-temen,
sekali lagi Nayra minta maaf”
Belum ada beberapa menit pak Artawan, Bu Maura dan teman-temannya di
ruang perawatan putrinya, tiba-tiba Nayra kejang-kejang. Dengan panik Pak
Artawan memanggil Dokter Gunawan. Dokter
Gunawan menangani Nayra dengan waktu yang
lumayan lama, hingga akhirnya dokter Gunawan keluar, muka beliau kelihatan
sangat sedih.
Pak Artawan : “Bagaimana
keadaan anak saya dok? (dengan wajah panik)”
Dokter Gunawan : “Maaf pak, kami
disini sudah berusaha yang terbaik tapi
tuhan berkehendak lain, Nayra
sudah dipanggil
menghadapnya”
Bu Maura :
“Tidaaaaaaaaaaaaaaak!!! (teriak histeris)”
Pak Artawan : “Nayra tidak
mungkin meninggal, Nayra masih hidup”
Dokter Gunawan : “Tidak Pak!,
sebelum Nayra meninggal Nayra menitipkan ini
kepada saya Pak. Ini buat Bapak
dan Ibu
(sambil memohon diri)”
Rayne : “Ini gak
mungkin pasti Nay masih hidup (Menangis)”
Sherrin : “Aku juga
gak akan percaya”
Suriya :
“Sudahlah, Nay pasti tenang disana ikhlaskan aja”
Sam : “Iya,
ntar Nay sedih loh ngeliat kita nangis”
Gladys :
“Perasaan anak cewe sama cowo itu beda”
Gisca : “Iya
bener kata Gladys”
Fakih : “Ya kan
gak baik juga kalau di tangisin”
Faish : “Aku
juga mau nangis ah, bidadari tanpa sayapku pergi
meninggalkan ku dia belum tau
isi hati ku”
Suriya : “Ini
anak malah cinta-cintaan terus!”
***
Sepeninggal Dokter Gunawan, Pak Artawan dan Ibu Maura membuka amplop
kecil dari Nayra, ternyata isinya surat
“Mama, papa. Maafin Nayra sudah membuat mama dan papa jadi sedih nayra
mohon sama mama dan papa setelah Nayra meninggal, tolong berikan kornea mata
Nayra untuk Keyzia, tapi jangan bilang itu dari Nayra sebelum Keyzia
benar-benar operasi dan bisa melihat lagi dan satu lagi mama tolong kasih ke
keyzia surat nayra yang Nayra simpan di laci meja belajar Nayra yang amplopnya
berwarna pink setelah Keyzia melihat nanti, dan surat mama dan papa ada di
dalam amplop berwarna biru di laci yang sama
Sekian dulu mama,papa. Maaf kalau Nayra ngerepotin kalian, Nayra sayang
kalian”
Selain sepucuk surat itu, ada lagi sebuah surat pernyataan pendonoran
kornea mata yang telah lengkap dengan tanda tangan Nayra. Hati orang tua Nayra
tersayat, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan selain memenuhi permintaan
terakhir sang anak
***
Sementara itu dirumah Keyzia, tampak gadis cantik itu tengah duduk
seorang diri di teras rumah nya wajahnya tampak murung
Keyzia : “Kemana
nih si Nayra, udah lebih 5 hari dia gak main kesini. Apa dia
baik-baik saja?! (dalam hatinya
bergumam)”
Keyzia : “Ma,
Nayra pernah kesini gak beberapa hari ini?
Bu Rasti :“ Gak Key, emang kenapa?
Keyzia : “Gak
apa-apa ma, aku ke rumah Nayra sebentar ya ma!
(meminta izin)”
Bu Rasti : “Jangan key, kita
harus ke rumah sakit sekarang juga tadi mama di
telepon sama pihak rumah
sakit katanya ada yang mau
menyumbangkan
kornea matanya khusus untuk kamu
(dengan nada lembut)”
Keyzia : “Yang
bener ma? Key sudah dapat donor kornea? Asik-asik, key akan
segera bisa melihat wajah Nayra, Key
bisa segera menggelar
pameran lukisan
(dengan nada bersemangat)”
Bu Rasti : “Iya nak (dengan
suara lirih)”
“Seandainya kamu tau
sayang, Nayra tak mungkin ada di samping kamu
lagi, Nayra sudah tenang di alam sana dan
seandainya kamu tau siapa
orang yang mendonorkan kornea untuk kamu
(berkata dalam hati)”
***
Waktu berjalan begitu cepat, operasi cangkok kornea sudah dilaksanakan
dan sekarang adalah hari yang paling ditunggu-tunggu keyzia, perban di matanya
akan di buka tim dokter beserta kedua orangtua Keyzia sudah ada di ruangan itu.
Sebelum perbannya di buka Keyzia berujar
Keyzia : “Ma, pa.
Nayra sudah datang? Aku ingin sekali ada Nayra di sini pas
aku bisa melihat”
Bu Rasti : “Belum sayang,
Nayra masih diluar kota”
Pak Marwan : “Iya Key”
Keyzia : “Kalau
Sherrin,Rayne,Gladys,Gisca sama Suriya and the gank udah
dateng belum ma?”
Bu Maura : “Iya mereka sedang
menuju ke sini”
Perban akhirnya di buka, samar-samar pengelihatan keyzia mulia melihat
warna, melihat sosok kedua orangtuanya dia tersenyum semakin lama semakin jelas
Keyzia : “Mama, papa aku
bisa melihat kalian lagi
(dengan
suara yang gembira sekali)”
Pak Marwan : “Iya anakku”
Sherrin : “Key, kamu bisa
liat kami gak? (Baru datang)”
Keyzia : “Bisa
dong, aku bisa liat kalian lagi aku senang sekali. Kemana
Nayra kok gak ada?”
Rayne : “Alhamdulilah Key,
Emm Nayra nya lagi keluar kota Key”
Keyzia : “Oh gitu”
Mario : “Hey cantik apa
kamu bisa liat aku yang ganteng ini?”
Suriya : “Ah, kegeeran lo
io”
Mario : “Ya biarin emang
kenyataannya kok!”
Keyzia : “Hahaha”
Gladys : “Iya
mario mirip tuh sama artis!”
Gisca : “Siapa Dys?”
Gladys : “Itu tuh,
Agung Hercules!”
Gisca : “Haha bener tuh
Dys”
Mario : “Enak aja, gak ya
mirip Robert Pattinson Tau!”
Sam : “Mimpi io”
Faish : “Hahaha, lo mirip
keset lebih tepatnya”
Mario : “Dih, muka lo itu
mirip kuali hahah!”
Keyzia :
“Udah-udah jangan berantem”
***
Sudah 1 minggu semenjak Keyzia bisa melihat, hari ini aku memaksa ibunya
agar memperbolehkan melihat Nayra
Keyzia : “Kata
mama, Nayra sudah ada di rumah. Berarti key boleh main
dong ma? Key pingin ngajak Nayra
jalan-jalan buat ngerayain
kesembuhan key”
Bu Rasti : “Iya nak, mama sama
papa temenin kamu ya nak!”
Keyzia : “Key
boleh aja temen-temen yang lain kan ma?”
Bu Rasti : “Tentu”
Berbeda beberapa rumah antara Nayra dan Keyzia merupakan hal yang
membahagiakan tidak perlu capek-capek
bermacet-macet di jalana untuk mengunjunginya. Sesampainya di rumah
Nayra mereka disambut ramah oleh keluarga Nayra yang kebetulan lagi ada di
rumah
Keyzia : “Selamat
sore tante Maura (Dengan senyum)”
Bu Maura : “Selamat sore Nay,
temen-temen yang lain mana?”
Keyzia : “Itu
tan,bentar lagi nyampe kok”
Bu Maura : “Oh, siapa aja yang
ikut Key?”
Keyzia : “Kayaknya
sih Sherrin,Rayne,Gladys,Gisca
sama Suriya and the gank tan hehe”
Keyzia : “Mana
Nayra nya tante? Kok dari tadi gak keliatan ada di rumah?
Ibu Maura : “Nayra nya.. Nayra..
Nayra”
Keyzia : “Nayra
kenapa tante, kemana? Nayra tidak apa-apa kan?
(Penasaran)”
Bu Maura tak kuasa menjawab, beliau meninggalkan tamunya di ruang tamu
dan berlari ke kamar Nayra mengambil sepucuk surat yang dititipkan Nayra untuk
Keyzia. Ibu Maura kembali ke ruang tamu dengan sepucuk surat di tangan
Bu Maura : “Ini dari Nayra
untuk kamu (sambil berlinangan air mata)”
Keyzia : “Ini apa
tan?”
Bu Maura : “Ini surat dari
Nayra”
(Dengan tangan gemetar Keyzia membuka amplop berwarna pink yang cantik
itu, ada pita pink juga di sudut
amplopnya)
“Keyzia sayang, sahabatku yang paling baik. Apa kabar hari ini? Baik-baik
saja kah? Sehat-sehat? Semoga sehat ya! Key saat kamu baca surat dari aku ini mungkin
aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, tak ada di samping kamu, tak bisa
menemani kamu bermain, bercanda dan tertawa. Maafkan aku ya Key
Key sebenarnya aku ingin sekali cerita ke kamu tentang penyakitku, tapi
aku takut membuat kamu kepikiran terus, takut buat kamu gelisah. Sebenarnya aku
terkena penyakit leukemia, key dan umurku tidak akan lama lagi
Meskipun aku sudah pergi dari sisi kamu tapi rasa sayang aku ke kamu gak
akan pernah berubah, kamu sahabat terbaik di hidupku, kamu tempatku berkeluh
kesah, tempatku menumpahkan suka dan duka. Key aku tahu saat kau membaca surat
ini, kau sudah bisa melihat indahnya dunia ini, sengaja ku berikan mataku untuk
kamu key, hanya itu yang bisa aku berikan jaga mata itu seperti kau menjaga
persahabatan kita
Maafkan aku karena harus pergi meninggalkanmu, terimakasih sudah
memberikan aku arti selama hid up di dunia. Sampai ketemu suatu saat key, aku
sayang kamu sahabatku”
Air mata mengalir deras di Keyzia ku, ini tidak mungkin. Keyzia benar-benar
menangis sejadi-jadinya aku benar-benar tak percaya, sahabatku sudah kembali ke
pangkuan Allah. Keyzia menatap selembar fotoyang juga ada di dalam amplop surat
tadi, foto Nayra tersenyum manis kearahnya, mata Nayra yang teduh kepadanya.
Keyzia meminta agar kedua orangtua Nayra mengantar ku ke kuburan.
***
Lumayan jauh dari rumah Nayra, kaki Keyzia dan teman-temannya lemah tapi mereka
berusaha mengikuti langkah kaki orangtuanya dan orangtua Nayra ke sebuah
makamyang masih begitu tertata rapi, taburan bunga masih segar. Tanah
perkuburanya juga masih basah
Sebuah nisan yang begitu cantik di hadapan Keyzia, membuatnya semakin
terluka jelas tersurat di batu nisan berwarna putih itu nama sahabat karibnya
Berjonkok Keyzia membelai nisan itu, gerimis turun membasahi nisan,
semakin lama semakin deras sederas air mata yang jatuh di pipinya.
Keyzia : “Kenapa
Nay,kau tinggalkan aku secepat ini? Tega kamu?
Meninggalin aku sama
temen-temen yang lainnya?
Nayra terimakasih sayang kau telah memberikan
aku sepasang
mata untuk melihat dunia ini, terimakasih
telah mengajariku
tentang ketulusan sebuah persahabatan
terimakasih atas senyum
termanis yang pernah kau hadirkan di hidupku
(sambil
terisak lirih)”
Sherrin : “Sudah Key jangan
nangis”
Rayne : “Iya Key, Ntar
Nayra sedih”
Gladys : “Key,
udah”
Gisca : “Key kita juga
sedih, tapi kita berusaha tutupinnya”
Sam : “Iya key itu semua
karena kita gak mau Nayra sedih disini Nanggis”
Keyzia : “Iya aku
gak nangis lagi kok”
Suriya : “Gitu dong”
Faish : “My Nayra, aku
cinta kamu”
Fakih : “Ish, lama-lama lo
jadi gila ntar”
Faish : “Biarin”
(Tangan lembut ibu Rasti terulur ke arah putrinya)
Bu Rasti : “Bangun key, sudah
ikhlaskan aja Nayra dia udah tenang di sana, dia
Udah di pangkuan Allah yang kamu harus tahu
Nayra gak pernah
ingin kamu cengeng, kamu harus tetap
semangat jalani hidup
kamu”
Keyzia : “Iya ma,
terimakasih aku Cuma sedih aja tapi aku janji tidak
cengeng lagi setelah hari ini”
Bu Rasti : “Nah gitu dong Key”
Keyzia menjalani hari-harinya dengan ceria, ia selalu tersenyum. Ia tidak
lagi bersedih, teman-teman dan sahabat-sahabatnya selalu ada di saat Keyzia
senang atau sedih. Mereka saling mengisi satu sama lain, persahabatan mereka akan
selalu hidup dan takkan pernah mati dan mereka tau bahwa ini persahabatan
sejati...
Amanat :
·
Jangan mudah terpengaruh
atau terhasut oleh orang lain
·
Jangan iri terhadap orang
lain
·
Suka menolong orang lain
·
Saling memaafkan
·
Rela berkorban demi orang
lain
·
Membela yang benar
·
Tetap tabah dan sabar
dalam menghadapi cobaan
·
Tidak boleh putus asa
dalam menghadapi cobaan
·
Tetap semangat menghadapi
cobaan
·
Ikhlas terhadap kepergian
orang lain