bel
telah berbunyi menandakan saatnya pulang, aku langsung menyambar tas ku dan
memakai nya segera aku begegas untuk pulang.
Tiba-tiba
terdengar seorang gadis memanggilku “Rayne, tunggu aku!”
Dengan
cepat aku langsung menoleh ke arah sumber suara “Maaf Nattasha, aku harus
bergegas pulang jadi aku lupa untuk mengajak mu juga” ucapku
“Tidak
apa-apa Ray, Nadine dan Rasha sudah duluan jadi aku bingung pulang dengan
siapa” ujar Nattasha
“Bareng
aku aja Nat, itu jemputanku sudah datang. Ayo” Ajakku.
“Baiklah Ray”
ujar Nattasha
Aku
adalah Rayne Faninna, sudah 3 bulan aku bersekolah di SMP Cahaya Nusantara aku
pindah dari salah satu sekolah menengah pertama di Thailand karena ayahku di
pindah tugaskan kembali di negeri asalku yakni, Indonesia.
Saat
itu tanggal 14 juli 2010 tepat pukul 08.00 aku memasuki ruangan kelas baruku
yang menurutku cukup menarik, dengan dekorasi yang elegant dan membuatku betah
di ruangan itu. Sebenarnya ini adalah sekolahan mewah, hanya orang-orang
tertentu saja yang dapat masuk ke sekolah ini. Ketika aku masuk anak-anak di
ruangan kelas ini tercengang melihatku, aku juga heran mengapa mereka seperti
itu. Nampak jelas di mataku beberapa anak sedang membicangkan kehadiranku.
“selamat
pagi anak-anak” ucap pak Sam
“Pagi
pak” Serentak murid-murid menjawab
“Kalian
akan mempunyai teman baru, silahkan perkenalkan dirimu” Ujar pak Sam
“Sawadde
kaa, chan chue Rayne Fanina. Saya pindahan dari thailand, mohon bimbingannya
Khob khun kaa.”
Ruangan
dalam situasi hening, mereka tidak menyangka bahwa aku dapat berbicara bahasa
indonesia dengan fasih. Mereka mengira bahwa aku adalah orang thailand asli dan
bahasa yang aku gunakan sehari-hari di sini adalah english. Mereka semua
terdiam sampai pak Sam menyuruhku duduk di samping seorang gadis yang sangat
anggun
“Rayne,
duduklah disamping Raisha” Ujar pak Sam
“Chai,
pho.” Ucapku
Setelah
aku duduk, ia langsung menyapaku...
“Hai
Rayne, kenalkan namaku Raisha Ardiantara” Ujar Raisha
“Hello
Raisha, salam kenal ya”
“Iya
Rayne, aku gak percaya kalau kamu bisa berbahasa indonesia. Kirain aku kamu itu
orang thailand asli hehe
“Hehe,
gak Sha aku asli orang indonesia”
“Oh gitu,
yaudah Ray kita perhatiin pelajaran dulu ya!”
“Oke Sha”
Setelah
bel istirahat berbunyi aku dan Raisha ke kantin, tak lupa terlebih dahulu ia
juga memeperkenalkan sahabat-sahabatnya..
“Rayne,
ini sahabat-sahabatku namanya Nattasha Cindy, Nadine Chandra”Ujar Raisha
“Sawadde
kaa, Namaku Rayne. Senang berkenalan dengan kalian” Ujarku
“Sawadde
kaa, kita juga senang berkenalan dengan mu Rayne” Ucap Nattasha dan Nadine
Kami semua bersahabat dengan baik,
hari demi hari kita lewati bersama-sama dengan perasaan bahagia.
Semester 1 pun telah selesai
akhirnya aku mendapatkan hasil yang memuaskan, liburan pun akan segera
berakhir.
Keesokan
harinya tibalah waktu untuk kembali berjuang bersekolah, berbeda dengan sekolah
di thailand sekolah di indonesia berbeda kelas dan sistemnya. Tapi menurutku
aku sasngat menyukai bersekolah di Indonesia. Tetapi beberapa teman di kelas
kami ada yang tidak suka denganku, karena menurutnya aku pintar karena aku
menyontek. Semua itu tentunya tidak benar aku sangat belajar dengan keras, tapi
semua itu ku hadapi dengan semangat, lamban laun mereka semua telah berubah
menjadi baik, mereka tidak berprasangka buruk lagi terhadapku dan bersikap
baik.
Pertengahan
semester 2 tak terasa sudah menghampiri, seingatku ada seseorang yang aku
sukai. Tapi aku tidak memerdulikan tentang perasaanku.
Tiba-tiba
shanaz teman sekelasku bertanya kepadaku “hey Rayne, aku ingin bertanya
kepadamu”
“Hello,
iya apa?” aku menjawabnya sambil keheranan.
“Apakah
ada seseorang di kelas kita yang kamu sukai” tegas Shanaz.
“Siapa
ya? Aku tidak tahu juga, memangnya ada apa?” Ujarku
“Sebenarnya
aku menyukai dia, tetapi kamu jangan beri tahu siapa-siapa ya” Ucap Shanaz
dengan penuh keyakinan
“ Iya
Naz, tidak masalah. Kalau boleh aku tahu siapa orangnya?” Tanyaku penasaran
“Orangnya
itu adalah ...... adalah ..... Zayn”
Jawab Shanaz gugup
Aku
terperanjat mendengar kata-kata itu, entah mengapa dadaku sesak dan aku
berpura-pura agar terlihat biasa saja atas pengakuannya “Oh dia, oke Naz”
Lalu
Shanaz pun pergi meninggalkanku sambil tersenyum.
Sejenak
aku teringat ketika temanku juga sangat menyukai dia, Ninna pada saat itu
sangat mnyukainya, bahkan kalau menurutku Ninna sangat berlebihan. Tetapi aku
tak masalah dengan hal itu, akupun cukup senang melihat perbuatan Ninna. Ninna
juga menyuruhku memberi Zayn sesuatu untuknya. Pada saat itu aku tidak
mempersalahkan hal itu, dan menurutku hal yang biasa. Kejadiaan ini berlangsung
saat semester 1, dan Ninna pun sekarang sudah sekolah.
Semester 2 pun akan berakhir, pada
saat itu beberapa temanku dengan
tiba-tiba mendekat
“Rayne
aku ingin memberi tahu mu sesuatu hal” Ucap Ayla
“Apa itu
Ay?” Tanya ku
“Kamu
tahu kan Zayne? Dia itu suka padamu” Tegas Ayla
“Ah tidak
mungkin, sudah jangan dibahas lagi Ayla” Jawabku dengan acuh
Aku telah
memendam perasaanku sejak lama, tetapi aku tidak mau menunjukkannya. Menurutku
itu hanya buang waktu saja.
Tak lama dari itu aku tak menyangka
bahwa ia bnar-benar menyukaiku, ia menyatakan cintanya kepadaku secara
langsung. Pada saat itu jantungku terasa akan meledak, jantungku bersetak
dengan kencang. Dalam hatiku aku berkata “Kaulah cinta pertama ku”
Tiba-tiba
aku melihat Shanaz berada dalam kelas, ia kelihatan sedang memendam perasaan
kesal yang amat dalam kepadaku, ya tuhan aku sangat minta maaf atas semua ini.
Tapi aku tak bisa menahan perasaanku selama ini
Hari demi hari pun berlalu
hubunganku dengan zayn pun semakin renggang, aku tak mengerti kenapa bisa ia
sangat dingin dan cuek. Tetapi ntah mengapa sikap dia yang seperti itu malah
aku sukai, tapi lama-lama aku tak tahan, akhirnya kuputuskan saja dia. Aku
putuskan hubungan ini bukan karena kemauanku saja tetapi ia lebih menginginkan
hal in i terlebih dahulu, tentu saja bukan dia yang berterus terang tentang hal
ini tetapi temannya. Dan pada saat aku putuskan dia ntah mengapa hatiku terasa
sakit, hatiku tak ingin melepaskan dia tetapi apa boleh buat.
Hari demi hari ku lewati tanpa
mengubah perasaanku padanya, hampir 3 tahun aku selalu sekelas dengannya.
Walaupun sudah tidak ada hubungan lagi dengan zayn namun hatiku tetap terpaut
dengannya. Suatu hari Acha salah satu teman sekelas kami berulang tahun,
tiba-tiba saat istirahat ia mendapat sebuah kado misteri, aku pikir itu
pacarnya yang sengaja menaruhnya di bawah kolong meja nya. Sekarang tak terasa
aku sudah hampir lulus SMP, aku tak mengerti mengapa perasaanku tak begitu juga
padam mengapa perasaan ini tetap saja tak berubah padahal ia sudah beribu kali
telah menyakiti hatiku dengan kejam. Dengan berbagai cara ia mencoba
menyakitiku yakni dengan membuatku cemburu, menyukai oranglain, menjawab dengan
digin, dan sengaja membuat hatiku sakit namun aku masih tetap menyukainya.
Tak terasa waktu berlalu begitu
cepat akhirnya aku dan yang lainnya lulus dengan hasil yang cukup memuaskan,
dengan cita-cita kami yang ingin masuk ke SMA yang kami inginkan.
Akhirnya
Rasha dan aku masuk kedalam SMA terfavorite di kota ini, ya Zayn tidak
mendaftar ke SMA Kebanggan bangsa ia lebih memilih SMA yang lainnya. Perasaanku
kecewa namun aku berharap agar ia tidak melupakanku
Suatu hari Nattasha dan Nadine
mendatangi rumahku, ia berbagi cerita bersama wajar saja jika wanita begini
hehe.
Nattasha
“Eh, kalian masih ingatkan kalau dulu sewaktu SMA Acha pernah dikasih
misterious gift gitu?”
Nadine
langsung menjawab “Oh, iya aku ingat sekali!”
“Iya, itu
yang dikasih pacarnya kan” jawabku dengan santai
Nadine
“Iya mungkin aku juga tidak tahu”
Tiba-tiba
Nattasha memasang wajah yang serius seolah-olah ada rahasia besar dibaliknya
“mm, sebenarnya bukan begitu”
“Sebenarnya
bagaimana Nat? Apa ada yang salah?” Ujarku dengan penuh keheranan
Nadine
menjawab “Iyanih, aku juga penasaran”
Nattasha
dengan penuh keraguan menjawab “tapi kalian diam-diam ya, jangan beri tahu yang
lain”
Nadine
“Iya-iya tenang aja sih!”
Nattasha
dengan yakin menjawab “Misterious gift itu dari Zayn ternyata!!! Aku lihat
sendiri kok waktu istirahat dia yang naruh di bawah meja Acha”
Nadine
“Yaampun, aku gak nyangka banget Ray, ternyata Zayn begitu. Dan Acha tega ya
sama kamu”
Telah tertahan nafasku setelah mendengar apa
yang dibicarakan mereka berdua, seakan detak jantungku berhenti. Namun aku
harus kuat mendengarnya
Hari-hari berlalu, saatnya masa
orientasi sekolah (Mos) dimulai. Hari pertama masa mos terasa sangat biasa
saja, ya seperti mos-mos kebanyakan yang ada. Hari-hari selanjutnya semakin tak
biasa, terasa aneh. Begitu banyak yang ingin berkenalan denganku, banyak yang
ingin dekat denganku, entah mengapa rasanya semua tidak terlalu penting
menurutku, bagiku aku tidak ada seorangpun yang dapat mengubah perasaanku
kepada zayn.
Sekarang aku sudah resmi sebagai
siswa di SMA Kebanggan bangsa, akhirnya aku bisa masuk di sekolah yang aku
inginkan. Terdapat banyak sekali sifat-sifat aneh yang dimiliki oleh
orang-orang yang berada di dalam kelasku contohnya saja Bisma yang sikapnya
aneh dan suka gelagapan, Reyka sangat menyukai kegiatan mengambil upil dll.
Terdapat juga pasanga romantis yakni Boy dan Zeylle mereka berdua tidak
terpisahkan bahkan selalu duduk berdekatan
Aku juga mempunyai teman dekat
bernama Hilla dan Niza, hari yang kulewati sangat sempurna dengan mereka
lama-lama Bisma pun jadi teman dekat kami juga, walaupun terkadang aku sering
egois dan mendiami mereka tanpa alasan yang tepat.
Saat pelajaran telah berakhir dan
bel istirahatpun berbunyi, Awan,Boy dan Reza menhampiriku.
Awan
“Ray, kita boleh tanya sesuatu gak?”
Aku
menjawab dengan santai “Oh boleh kok”
Awan
“Rumah kamu dimana?”
“Kenapa?
Penting ya kalian tahu?” ujarku dengan heran
Boy
langsung menyambar bagaikan burung
pelikan yang melihat ikan “Iya, ingin tahu aja sih. Gak boleh ya?”
“Bukannya
gak boleh, tapi ya buat apa? Curiga ini pasti ada apa-apa” Ujarku
Reza “Yaampun
Ray, pelit banget sih gitu aja loh.”
“Ya
lagian buat apa kalian tahu?” penuh keheranan aku menjawabnya
Awan “Kan
Rumah kamu deket sama rumahku, jadi pegen tahu aja sih Ray”
“Yasudah,
aku beritahu” dengan wajah kesal aku menjelaskan kepada mereka”
Aku sangat menikmati masa-masa
dimana aku dengan para sahabatku bersama-sama, disekolahku pelajaran, tugas,
dan latihan bagaikan beban yang sangat berat bagi murid-murid yang ada. Setiap
hari aetiap guru telah memberi tugas, jarang sekali rasanya tidak ada tugas
bagaikan robot yang selalu di porsir untuk bekerja setiap saat.
Ketika pandanganku kosong dan aku
mulai merasa bosan tiba-tiba Awan datang dengan tingkah yang aneh.
Awan “Hai
Rayne, lagi ngapain? Kok sendirian aja?”
“Lagi
bernafas, biar aja sendiri” jawabku dengan malas
Awan “Ya
gak usah marah-marah deh, kamu tau gak kakak kelas kita yang namanya Anton?”
“Oh yang
Famous itu ya? Kenapa emang?” ujarku
Awan
menjawab dengan tersenyum “Ya tidak apa, menurut kamu dia keren gak? Tampan?”
“Iya dia
hebat di bidangnya, yang lainnya sih biasa aja” kataku dengan malas
Awan
“Ray, dapet salam loh dari dia”
“Oh gitu”
jawabku spontan
Awan “Kok
gitu sih jawabnya? Emang kamu gak senang? Kurang dia apa coba udah tampan,
kece, pintar dalam bidangnya lagi!”
“Iya
emang semuanya yang kamu bilang benar, tapi kenapa bagiku ya biasa aja. Mungkin
aku belum bisa lihat yanng sebenarnya” ujarku
Awan
“Udahloh Ray, sama dia aja”
“Apasih
wan, terserahlah” jawabku dengan nada tinggi
Mungkin
saat itu perasaanku belum dapat melupakan Zayn, sudah 4 tahun lamanya Zayn
selalu membayangiku. Zayn tidak pernah bisa aku lupakan walaupun ia telah
menyakitiku dan bahkan sekarang ia telah memiliki gadis baru yang telah ia
cintai. Gadis tersebut cemburu denganku, ia mengetahui kedekatanku dengan Zayn,
ya memang Zayn sering menghubungiku. Dan gadis tersebut menaruh rasa benci
kepadaku, yatuhan ntahlah aku tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Ditambah
lagi gosip kedekatanku dengan sejumlah laki-laki disekolah ku dan Bisma pun
sering disebut sebagai pacarku akupun tak habis pikir mengapa yang lain
beranggapan seperti itu, apakah aku salah tidak mempunyai pacar?. Suatu waktu
aku merasa bosan, ku dengar ponselku berdering menandakan bahwa akun sosialku
mendapat notifikasi saat ku buka ternyata Anton sudah menemukan akun ku dan aku
mulai bertanya-tanya mengapa ia melakukan hal ini. Apakah yang dikatakan awan
benar adanya, dan akupun mulai bersikap masa bodoh dengan semua hal itu, aku
tidak menghiraukannya.
Suatu
hari aku mendengar kabar bahwa Zayn telah putus dengan gadis menyebalkan itu,
perasaan ku senang sekali. Maklum lah aku sudah kebal mendengar kabar-kabar
yang buruk sekuat apakah sebenarnya diriku ini mampu menahan rasa sakit hati
selama 4 tahun ini. Mengisi masa luangku aku berteman dengan Kak roy, ya ia
memang kakak kelasku menurutku ia orangnya asik,humoris,baik. Memang aku suka
seseorang yang mempunyai sikap humoris seperti dia, namun lama-kelamaan dia
menunjukkan sikap yang aneh, aku pikir ia hanya ingin berteman saja ternyata
ada keinginan lain. Ia menyatakan cinta, “bagaimana aku harus menghadapinya?
Bagaimana aku harus menjawabnya? aku ini belum dapat melupakan Zayn, mengapa
seperti ini kejadiannya apakah aku yang terlalu polos?” selanjutnya, aku
menolaknya, aku sangat merasa bersalah. Lama kelamaan kami menjauh dan tak
pernah berkomunikasi seperti dahulu
Aku
sudah tidak peduli dengan permasalahan yang menyangkut dengan cinta, penggemar
rahasia, fans atau yang lainnya, juga pacar baru Anton dan menjauhnya aku dari
Kak Roy. Sampai kapan aku harus memendam perasaan ini, sudah lama aku menyukai
Zayn tetapi kenapa Zayn tidak pernah bisa mengertikanku, ia selalu saja
memanasi ku dengan gadis yang lain dan sekarangpun ia telah memiliki pacar
baru, akupun hanya bisa tersenyum melihat dan mendengar itu semua, seperti
biasa perasaanku hancur tetapi tidak berkeping-keping tepatnya hancur membentuk
segitiga. Aduh ini gak penting banget!
5tahun
sudah perasaan ini tak berubah kepada Zayn, Aku sudah lelah dengan memendamnya.
Aku ingin melepaskannya semua, aku ingin melupakan Zayn yang telah jahat
kepadaku. Letih rasanya harus merasakan sakit yang lebih dalam lagi, tak
sanggup aku memiliki perasaan ini lagi. Aku mencoba fokus dan optimis dalam
pelajaran tak ku hiraukan laki-laki yang mendekatiku, ya bagiku itu semua tidak
penting. Suatu waktu Keyla salah satu teman sekelasku dahulu dikelas X
menyarankanku agar tak usah mengingat tentang Zayn lagi, dan sebaiknya aku berpindah
kelain hati
Keyla
“Ray, udah sih jangan mikirin tentang Zayn lagi!”
“Siapa
sih Key yang mikirin dia, aku aja pengen moveon” jawabku jujur
“Yaudah
Rey, gimana sama Kak Anton aja?” Keyla menjawab dengan penuh antusias
Aku
menjawab dengan kaget “Apa? Dia?! “
Keyla
“Iya Ray, kenapasih? Kurang apa coba dia?”
“Yaudah,
Key” aku menjawabnya
“Tapi dia
gak suka sama cewe cuek” celoteh Keyla
“Iya-iya
nanti aku gak cueklah sama dia” ujarku
“Nah gitu
dong Ray, aku juga seneng kan kalau kaya gini kamu cocok kok sama dia” goda
Keyla
“Apaan
sih Key, gak juga tau” jawabku dengan malu
Lama-kelamaan
aku semakin dekat dengan Anton, tak tahu mengapa aku semakin susah jauh
darinya. Perasaanku tidak sedingin dulu melainkan telah hangat seperti matahari
saat jam 10 pagi
Ya memang
aku sudah menaruh hati kepada Anton dan aku berhasil melupakan Zayn, namun aku
tidak dapat melupakan prinsipku agar aku tidak masuk kedalam dunia pacaran, aku
harus merelakan Anton. Sejujurnya aku ingin tetap menjalin Hubungan dengan
anton, aku ingin sekali seperti sahabat yang saling mencintai satu sama lain,
yang saling menjaga, menolong, memberi, berbagi, jujur satu sama lain. Namun
apa daya ini, hubungan ku dengan Anton harus berakhir, sekarang ia telah
bersama yang lain. Tentu saja aku masih sendiri dengan Status Jomblo yang
bahagia (sebenarnya tidak bahagia), Anton dan aku saling menunggu sebenarnya
namun ia memilih untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Aku pikir jika
Anton memang mencintaiku tidak mungkin ia dapat menerima cinta dari gadis yang
lain, selain aku. Ya ntahlah, sampai
sekarang aku masih menunggu Anton kembali kepadaku, kembali kerumah, aku yakin Cinta akan memenumukan jalan
untuk kembali .