Senin, 22 Desember 2014

Its you, its always been you

bel telah berbunyi menandakan saatnya pulang, aku langsung menyambar tas ku dan memakai nya segera aku begegas untuk pulang.
Tiba-tiba terdengar seorang gadis memanggilku “Rayne, tunggu aku!”
Dengan cepat aku langsung menoleh ke arah sumber suara “Maaf Nattasha, aku harus bergegas pulang jadi aku lupa untuk mengajak mu juga” ucapku
“Tidak apa-apa Ray, Nadine dan Rasha sudah duluan jadi aku bingung pulang dengan siapa” ujar Nattasha
“Bareng aku aja Nat, itu jemputanku sudah datang. Ayo” Ajakku.
“Baiklah Ray” ujar Nattasha
Aku adalah Rayne Faninna, sudah 3 bulan aku bersekolah di SMP Cahaya Nusantara aku pindah dari salah satu sekolah menengah pertama di Thailand karena ayahku di pindah tugaskan kembali di negeri asalku yakni, Indonesia.
Saat itu tanggal 14 juli 2010 tepat pukul 08.00 aku memasuki ruangan kelas baruku yang menurutku cukup menarik, dengan dekorasi yang elegant dan membuatku betah di ruangan itu. Sebenarnya ini adalah sekolahan mewah, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat masuk ke sekolah ini. Ketika aku masuk anak-anak di ruangan kelas ini tercengang melihatku, aku juga heran mengapa mereka seperti itu. Nampak jelas di mataku beberapa anak sedang membicangkan kehadiranku.
“selamat pagi anak-anak” ucap pak Sam
“Pagi pak” Serentak murid-murid menjawab
“Kalian akan mempunyai teman baru, silahkan perkenalkan dirimu” Ujar pak Sam
“Sawadde kaa, chan chue Rayne Fanina. Saya pindahan dari thailand, mohon bimbingannya Khob khun kaa.”
Ruangan dalam situasi hening, mereka tidak menyangka bahwa aku dapat berbicara bahasa indonesia dengan fasih. Mereka mengira bahwa aku adalah orang thailand asli dan bahasa yang aku gunakan sehari-hari di sini adalah english. Mereka semua terdiam sampai pak Sam menyuruhku duduk di samping seorang gadis yang sangat anggun
“Rayne, duduklah disamping Raisha” Ujar pak Sam
“Chai, pho.” Ucapku
Setelah aku duduk, ia langsung menyapaku...
“Hai Rayne, kenalkan namaku Raisha Ardiantara” Ujar Raisha
“Hello Raisha, salam kenal ya”
“Iya Rayne, aku gak percaya kalau kamu bisa berbahasa indonesia. Kirain aku kamu itu orang thailand asli hehe
“Hehe, gak Sha aku asli orang indonesia”
“Oh gitu, yaudah Ray kita perhatiin pelajaran dulu ya!”
“Oke Sha”
Setelah bel istirahat berbunyi aku dan Raisha ke kantin, tak lupa terlebih dahulu ia juga memeperkenalkan sahabat-sahabatnya..
“Rayne, ini sahabat-sahabatku namanya Nattasha Cindy, Nadine Chandra”Ujar Raisha
“Sawadde kaa, Namaku Rayne. Senang berkenalan dengan kalian” Ujarku
“Sawadde kaa, kita juga senang berkenalan dengan mu Rayne” Ucap Nattasha dan Nadine
            Kami semua bersahabat dengan baik, hari demi hari kita lewati bersama-sama dengan perasaan bahagia.
            Semester 1 pun telah selesai akhirnya aku mendapatkan hasil yang memuaskan, liburan pun akan segera berakhir.
Keesokan harinya tibalah waktu untuk kembali berjuang bersekolah, berbeda dengan sekolah di thailand sekolah di indonesia berbeda kelas dan sistemnya. Tapi menurutku aku sasngat menyukai bersekolah di Indonesia. Tetapi beberapa teman di kelas kami ada yang tidak suka denganku, karena menurutnya aku pintar karena aku menyontek. Semua itu tentunya tidak benar aku sangat belajar dengan keras, tapi semua itu ku hadapi dengan semangat, lamban laun mereka semua telah berubah menjadi baik, mereka tidak berprasangka buruk lagi terhadapku dan bersikap baik.
Pertengahan semester 2 tak terasa sudah menghampiri, seingatku ada seseorang yang aku sukai. Tapi aku tidak memerdulikan tentang perasaanku.
Tiba-tiba shanaz teman sekelasku bertanya kepadaku “hey Rayne, aku ingin bertanya kepadamu”
“Hello, iya apa?” aku menjawabnya sambil keheranan.
“Apakah ada seseorang di kelas kita yang kamu sukai” tegas Shanaz.
“Siapa ya? Aku tidak tahu juga, memangnya ada apa?” Ujarku
“Sebenarnya aku menyukai dia, tetapi kamu jangan beri tahu siapa-siapa ya” Ucap Shanaz dengan penuh keyakinan
“ Iya Naz, tidak masalah. Kalau boleh aku tahu siapa orangnya?” Tanyaku penasaran
“Orangnya itu adalah ...... adalah .....  Zayn” Jawab Shanaz gugup
Aku terperanjat mendengar kata-kata itu, entah mengapa dadaku sesak dan aku berpura-pura agar terlihat biasa saja atas pengakuannya “Oh dia, oke Naz”
Lalu Shanaz pun pergi meninggalkanku sambil tersenyum.

Sejenak aku teringat ketika temanku juga sangat menyukai dia, Ninna pada saat itu sangat mnyukainya, bahkan kalau menurutku Ninna sangat berlebihan. Tetapi aku tak masalah dengan hal itu, akupun cukup senang melihat perbuatan Ninna. Ninna juga menyuruhku memberi Zayn sesuatu untuknya. Pada saat itu aku tidak mempersalahkan hal itu, dan menurutku hal yang biasa. Kejadiaan ini berlangsung saat semester 1, dan Ninna pun sekarang sudah sekolah.
            Semester 2 pun akan berakhir, pada saat itu beberapa temanku dengan  tiba-tiba mendekat
“Rayne aku ingin memberi tahu mu sesuatu hal” Ucap Ayla
“Apa itu Ay?” Tanya ku
“Kamu tahu kan Zayne? Dia itu suka padamu” Tegas Ayla
“Ah tidak mungkin, sudah jangan dibahas lagi Ayla” Jawabku dengan acuh
Aku telah memendam perasaanku sejak lama, tetapi aku tidak mau menunjukkannya. Menurutku itu hanya buang waktu saja.
            Tak lama dari itu aku tak menyangka bahwa ia bnar-benar menyukaiku, ia menyatakan cintanya kepadaku secara langsung. Pada saat itu jantungku terasa akan meledak, jantungku bersetak dengan kencang. Dalam hatiku aku berkata “Kaulah cinta pertama ku”
Tiba-tiba aku melihat Shanaz berada dalam kelas, ia kelihatan sedang memendam perasaan kesal yang amat dalam kepadaku, ya tuhan aku sangat minta maaf atas semua ini. Tapi aku tak bisa menahan perasaanku selama ini
            Hari demi hari pun berlalu hubunganku dengan zayn pun semakin renggang, aku tak mengerti kenapa bisa ia sangat dingin dan cuek. Tetapi ntah mengapa sikap dia yang seperti itu malah aku sukai, tapi lama-lama aku tak tahan, akhirnya kuputuskan saja dia. Aku putuskan hubungan ini bukan karena kemauanku saja tetapi ia lebih menginginkan hal in i terlebih dahulu, tentu saja bukan dia yang berterus terang tentang hal ini tetapi temannya. Dan pada saat aku putuskan dia ntah mengapa hatiku terasa sakit, hatiku tak ingin melepaskan dia tetapi apa boleh buat.
            Hari demi hari ku lewati tanpa mengubah perasaanku padanya, hampir 3 tahun aku selalu sekelas dengannya. Walaupun sudah tidak ada hubungan lagi dengan zayn namun hatiku tetap terpaut dengannya. Suatu hari Acha salah satu teman sekelas kami berulang tahun, tiba-tiba saat istirahat ia mendapat sebuah kado misteri, aku pikir itu pacarnya yang sengaja menaruhnya di bawah kolong meja nya. Sekarang tak terasa aku sudah hampir lulus SMP, aku tak mengerti mengapa perasaanku tak begitu juga padam mengapa perasaan ini tetap saja tak berubah padahal ia sudah beribu kali telah menyakiti hatiku dengan kejam. Dengan berbagai cara ia mencoba menyakitiku yakni dengan membuatku cemburu, menyukai oranglain, menjawab dengan digin, dan sengaja membuat hatiku sakit namun aku masih tetap menyukainya.
            Tak terasa waktu berlalu begitu cepat akhirnya aku dan yang lainnya lulus dengan hasil yang cukup memuaskan, dengan cita-cita kami yang ingin masuk ke SMA yang kami inginkan.
Akhirnya Rasha dan aku masuk kedalam SMA terfavorite di kota ini, ya Zayn tidak mendaftar ke SMA Kebanggan bangsa ia lebih memilih SMA yang lainnya. Perasaanku kecewa namun aku berharap agar ia tidak melupakanku
            Suatu hari Nattasha dan Nadine mendatangi rumahku, ia berbagi cerita bersama wajar saja jika wanita begini hehe.
Nattasha “Eh, kalian masih ingatkan kalau dulu sewaktu SMA Acha pernah dikasih misterious gift gitu?”
Nadine langsung menjawab “Oh, iya aku ingat sekali!”
“Iya, itu yang dikasih pacarnya kan” jawabku dengan santai
Nadine “Iya mungkin aku juga tidak tahu”
Tiba-tiba Nattasha memasang wajah yang serius seolah-olah ada rahasia besar dibaliknya “mm, sebenarnya bukan begitu”
“Sebenarnya bagaimana Nat? Apa ada yang salah?” Ujarku dengan penuh keheranan
Nadine menjawab “Iyanih, aku juga penasaran”
Nattasha dengan penuh keraguan menjawab “tapi kalian diam-diam ya, jangan beri tahu yang lain”
Nadine “Iya-iya tenang aja sih!”
Nattasha dengan yakin menjawab “Misterious gift itu dari Zayn ternyata!!! Aku lihat sendiri kok waktu istirahat dia yang naruh di bawah meja Acha”
Nadine “Yaampun, aku gak nyangka banget Ray, ternyata Zayn begitu. Dan Acha tega ya sama kamu”
 Telah tertahan nafasku setelah mendengar apa yang dibicarakan mereka berdua, seakan detak jantungku berhenti. Namun aku harus kuat mendengarnya
            Hari-hari berlalu, saatnya masa orientasi sekolah (Mos) dimulai. Hari pertama masa mos terasa sangat biasa saja, ya seperti mos-mos kebanyakan yang ada. Hari-hari selanjutnya semakin tak biasa, terasa aneh. Begitu banyak yang ingin berkenalan denganku, banyak yang ingin dekat denganku, entah mengapa rasanya semua tidak terlalu penting menurutku, bagiku aku tidak ada seorangpun yang dapat mengubah perasaanku kepada zayn.
            Sekarang aku sudah resmi sebagai siswa di SMA Kebanggan bangsa, akhirnya aku bisa masuk di sekolah yang aku inginkan. Terdapat banyak sekali sifat-sifat aneh yang dimiliki oleh orang-orang yang berada di dalam kelasku contohnya saja Bisma yang sikapnya aneh dan suka gelagapan, Reyka sangat menyukai kegiatan mengambil upil dll. Terdapat juga pasanga romantis yakni Boy dan Zeylle mereka berdua tidak terpisahkan bahkan selalu duduk berdekatan
            Aku juga mempunyai teman dekat bernama Hilla dan Niza, hari yang kulewati sangat sempurna dengan mereka lama-lama Bisma pun jadi teman dekat kami juga, walaupun terkadang aku sering egois dan mendiami mereka tanpa alasan yang tepat.
            Saat pelajaran telah berakhir dan bel istirahatpun berbunyi, Awan,Boy dan Reza menhampiriku.
Awan “Ray, kita boleh tanya sesuatu gak?”
Aku menjawab dengan santai “Oh boleh kok”
Awan “Rumah kamu dimana?”
“Kenapa? Penting ya kalian tahu?” ujarku dengan heran
Boy langsung menyambar bagaikan  burung pelikan yang melihat ikan “Iya, ingin tahu aja sih. Gak boleh ya?”
“Bukannya gak boleh, tapi ya buat apa? Curiga ini pasti ada apa-apa” Ujarku
Reza “Yaampun Ray, pelit banget sih gitu aja loh.”
“Ya lagian buat apa kalian tahu?” penuh keheranan aku menjawabnya
Awan “Kan Rumah kamu deket sama rumahku, jadi pegen tahu aja sih Ray”
“Yasudah, aku beritahu” dengan wajah kesal aku menjelaskan kepada mereka”
            Aku sangat menikmati masa-masa dimana aku dengan para sahabatku bersama-sama, disekolahku pelajaran, tugas, dan latihan bagaikan beban yang sangat berat bagi murid-murid yang ada. Setiap hari aetiap guru telah memberi tugas, jarang sekali rasanya tidak ada tugas bagaikan robot yang selalu di porsir untuk bekerja setiap saat.
            Ketika pandanganku kosong dan aku mulai merasa bosan tiba-tiba Awan datang dengan tingkah yang aneh.
Awan “Hai Rayne, lagi ngapain? Kok sendirian aja?”
“Lagi bernafas, biar aja sendiri” jawabku dengan malas
Awan “Ya gak usah marah-marah deh, kamu tau gak kakak kelas kita yang namanya Anton?”
“Oh yang Famous itu ya? Kenapa emang?” ujarku
Awan menjawab dengan tersenyum “Ya tidak apa, menurut kamu dia keren gak? Tampan?”
“Iya dia hebat di bidangnya, yang lainnya sih biasa aja” kataku dengan malas
Awan “Ray, dapet salam loh dari dia”
“Oh gitu” jawabku spontan
Awan “Kok gitu sih jawabnya? Emang kamu gak senang? Kurang dia apa coba udah tampan, kece, pintar dalam bidangnya lagi!”
“Iya emang semuanya yang kamu bilang benar, tapi kenapa bagiku ya biasa aja. Mungkin aku belum bisa lihat yanng sebenarnya” ujarku
Awan “Udahloh Ray, sama dia aja”
“Apasih wan, terserahlah” jawabku dengan nada tinggi
Mungkin saat itu perasaanku belum dapat melupakan Zayn, sudah 4 tahun lamanya Zayn selalu membayangiku. Zayn tidak pernah bisa aku lupakan walaupun ia telah menyakitiku dan bahkan sekarang ia telah memiliki gadis baru yang telah ia cintai. Gadis tersebut cemburu denganku, ia mengetahui kedekatanku dengan Zayn, ya memang Zayn sering menghubungiku. Dan gadis tersebut menaruh rasa benci kepadaku, yatuhan ntahlah aku tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Ditambah lagi gosip kedekatanku dengan sejumlah laki-laki disekolah ku dan Bisma pun sering disebut sebagai pacarku akupun tak habis pikir mengapa yang lain beranggapan seperti itu, apakah aku salah tidak mempunyai pacar?. Suatu waktu aku merasa bosan, ku dengar ponselku berdering menandakan bahwa akun sosialku mendapat notifikasi saat ku buka ternyata Anton sudah menemukan akun ku dan aku mulai bertanya-tanya mengapa ia melakukan hal ini. Apakah yang dikatakan awan benar adanya, dan akupun mulai bersikap masa bodoh dengan semua hal itu, aku tidak menghiraukannya.
Suatu hari aku mendengar kabar bahwa Zayn telah putus dengan gadis menyebalkan itu, perasaan ku senang sekali. Maklum lah aku sudah kebal mendengar kabar-kabar yang buruk sekuat apakah sebenarnya diriku ini mampu menahan rasa sakit hati selama 4 tahun ini. Mengisi masa luangku aku berteman dengan Kak roy, ya ia memang kakak kelasku menurutku ia orangnya asik,humoris,baik. Memang aku suka seseorang yang mempunyai sikap humoris seperti dia, namun lama-kelamaan dia menunjukkan sikap yang aneh, aku pikir ia hanya ingin berteman saja ternyata ada keinginan lain. Ia menyatakan cinta, “bagaimana aku harus menghadapinya? Bagaimana aku harus menjawabnya? aku ini belum dapat melupakan Zayn, mengapa seperti ini kejadiannya apakah aku yang terlalu polos?” selanjutnya, aku menolaknya, aku sangat merasa bersalah. Lama kelamaan kami menjauh dan tak pernah berkomunikasi seperti dahulu
Aku sudah tidak peduli dengan permasalahan yang menyangkut dengan cinta, penggemar rahasia, fans atau yang lainnya, juga pacar baru Anton dan menjauhnya aku dari Kak Roy. Sampai kapan aku harus memendam perasaan ini, sudah lama aku menyukai Zayn tetapi kenapa Zayn tidak pernah bisa mengertikanku, ia selalu saja memanasi ku dengan gadis yang lain dan sekarangpun ia telah memiliki pacar baru, akupun hanya bisa tersenyum melihat dan mendengar itu semua, seperti biasa perasaanku hancur tetapi tidak berkeping-keping tepatnya hancur membentuk segitiga. Aduh ini gak penting banget!
5tahun sudah perasaan ini tak berubah kepada Zayn, Aku sudah lelah dengan memendamnya. Aku ingin melepaskannya semua, aku ingin melupakan Zayn yang telah jahat kepadaku. Letih rasanya harus merasakan sakit yang lebih dalam lagi, tak sanggup aku memiliki perasaan ini lagi. Aku mencoba fokus dan optimis dalam pelajaran tak ku hiraukan laki-laki yang mendekatiku, ya bagiku itu semua tidak penting. Suatu waktu Keyla salah satu teman sekelasku dahulu dikelas X menyarankanku agar tak usah mengingat tentang Zayn lagi, dan sebaiknya aku berpindah kelain hati
Keyla “Ray, udah sih jangan mikirin tentang Zayn lagi!”
“Siapa sih Key yang mikirin dia, aku aja pengen moveon” jawabku jujur
“Yaudah Rey, gimana sama Kak Anton aja?” Keyla menjawab dengan penuh antusias
Aku menjawab dengan kaget “Apa? Dia?! “
Keyla “Iya Ray, kenapasih? Kurang apa coba dia?”
“Yaudah, Key” aku menjawabnya
“Tapi dia gak suka sama cewe cuek” celoteh Keyla
“Iya-iya nanti aku gak cueklah sama dia” ujarku
“Nah gitu dong Ray, aku juga seneng kan kalau kaya gini kamu cocok kok sama dia” goda Keyla
“Apaan sih Key, gak juga tau” jawabku dengan malu
Lama-kelamaan aku semakin dekat dengan Anton, tak tahu mengapa aku semakin susah jauh darinya. Perasaanku tidak sedingin dulu melainkan telah hangat seperti matahari saat jam 10 pagi
Ya memang aku sudah menaruh hati kepada Anton dan aku berhasil melupakan Zayn, namun aku tidak dapat melupakan prinsipku agar aku tidak masuk kedalam dunia pacaran, aku harus merelakan Anton. Sejujurnya aku ingin tetap menjalin Hubungan dengan anton, aku ingin sekali seperti sahabat yang saling mencintai satu sama lain, yang saling menjaga, menolong, memberi, berbagi, jujur satu sama lain. Namun apa daya ini, hubungan ku dengan Anton harus berakhir, sekarang ia telah bersama yang lain. Tentu saja aku masih sendiri dengan Status Jomblo yang bahagia (sebenarnya tidak bahagia), Anton dan aku saling menunggu sebenarnya namun ia memilih untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Aku pikir jika Anton memang mencintaiku tidak mungkin ia dapat menerima cinta dari gadis yang lain, selain aku. Ya ntahlah,  sampai sekarang aku masih menunggu Anton kembali kepadaku, kembali kerumah, aku yakin Cinta akan memenumukan jalan untuk kembali .